Ketua Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan Imam Suprastowo berpendapat, secara umum PT Bank Kalsel, milik pemerintah provinsi (Pemprov) setempat, kini kondisinya cukup sehat dan mempunyai kemajuan.

Sebagai salah satu indikator sehat yaitu tingkat tunggakan pengembalian kredit atau "Non Performing Loan" (NPL), lanjut mantan Sekretaris Komisi II DPRD Kalsel periode 2014 - 2019 tersebut di Banjarmasin, Senin.

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut menyebutkan, NPL Bank Kalsel atau Banknya Urang Banua itu sekarang tercatat tiga koma sekian persen, sehingga termasuk kategori sehat.

"Kalau yang kurang sehat itu, tingkat NPL sekitar lima persen, dan lebih tidak sehat lagi jika NPL mencapai 10 persen lebih," lanjutnya didampingi Sekretaris Komisinya HM Iqbal Yudiannoor SE saat berada di ruang komisi tersebut.

Ia mencontohkan, Bank Kalsel Cabang DKI Jakarta yang tingkat NPL sempat mencapai 30 persen, tetapi dengan manejemen baru dapat menekan, dan kini tinggal sekitar lima persen.

"Oleh karenanya saya pernah agak keras, kalau tidak sehat dan merugi lebih baik Bank Kalsel Cabang DKI itu tutup, dan fokus pada Bank Kalsel yang ada di daerah saja," katanya.

"Tetapi oleh karena sudah membaik atau mulai sehat, saya hanya menginginkan agar Bank Kalsel Cabang DKI terus meningkatkan kinerja hingga betul-betul sehat," lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala) tersebut.

Mengenai penyaluran kredit dari Bank Kalsel, menurut anggota DPRD Kalsel yang memasuki periode kedua itu, juga cukup baik atau menampakkan kemajuan, terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) buat menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kerakyatan setempat.

"Seperti pada tahun anggaran 2019, Bank Kalsel mengelola KUR sebesar Rp350 miliar, hingga Oktober lalu penyalurannya sudah mencapai 85 persen. Dengan persentase tersebut berarti menunjukkan kemajuan," demikian Imam Suprastowo.

Sekretaris Komisi II DPRD Kalsel Iqbal Yudiannoor menambahkan, kemajuan tersebut tidak terlepas dari upaya pembenahan Informasi Teknik (IT) yang dulunya masih tergolong "jadul" kini sudah ada perbaikan.

"Sebab bagaimanapun IT juga cukup berperan dalam menunjang kemajuan suatu perbankan," ujar wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional (PAN) asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu (Tanbu) tersebut.

"Apalagi dalam persaingan antarbank yang semakin kompetitif dan mau menjadi bank devisa, maka keterbaruan IT merupakan keniscayaan bagi sebuah bank," demikian Iqbal Yudiannoor.
 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019