Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan menyatakan, kabut asap yang kembali menyelimuti sejumlah daerah beberapa hari terakhir diakibatkan banyaknya petani yang membakar lahan sawah bekas panen.
"Memang banyak petani membakar lahannya setelah panen saat ini," kata Kalak BPBD Kalsel, Wahyuddin di Banjarbaru, Kamis.
Sejak beberapa hari terakhir, kabut asap kembali menyelimuti sejumlah daerah di Kalimantan Selatan. Pantauan Antara di Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang Kota Banjarbaru dan Kecamatan Gambut di Kabupaten Banjar, kabut cukup tebal terjadi pada saat pagi hari.
Baca juga: Kebakaran lahan kembali di Gambut Banjar Kalsel
Untuk mengantisipasi agar terbakarnya lahan sawah tak meluas, kata Wahyuddin, jajarannya menyiagakan armada tangki air untuk sarana pemadaman.
Diakui dia, penurunan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi siaga darurat Karhutla membuat pihaknya sedikit mengendorkan upaya penanggulangan.
Kebijakan penurunan status tersebut seiring sudah turunnya hujan di Kalsel yang cukup sering dalam beberapa pekan terakhir, sedangkan untuk status siaga darurat Karhutla dijadwalkan berlangsung hingga 31 Oktober 2019.
"Kami mengimbau kepada masyarakat khususnya para petani agar tak membakar lahan untuk alasan apapun. Kepada aparat penegak hukum bisa menindak pelaku pembakaran," tandas Wahyuddin.
Sementara Kapolsek Gambut Iptu Jenny Rahman mengakui, di wilayahnya cukup sering api muncul membakar lahan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, sejumlah rumah warga ikut terbakar.
Untuk itulah, pihaknya terus siaga bersama Koramil setempat dan para relawan Damkar untuk melakukan penanggulangan jika ada muncul api.
Baca juga: BKSDA selamatkan induk dan bayi orangutan
Baca juga: Tertibkan perkebunan di kawasan lindung
Baca juga: Hujan lebat belum berdampak usir kabut asap
"Fokus kami menjaga area lahan yang mendekati pemukiman warga serta objek vital seperti Terminal Tipe A Gambut Barakat agar api yang sewaktu-waktu muncul tak sampai membakar bangunan di sekitarnya," jelas Jenny.
Dia pun memastikan melakukan penyelidikan setiap terjadinya kebakaran lahan untuk menentukan apakah terduga pelaku yang harus bertanggung jawab dapat dijerat pidana atau tidak.
"Kami ingatkan jangan sampai lahan dibakar, baik itu lahan kosong ataupun lahan sawah. Jika cukup bukti, kami jerat pidana," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Memang banyak petani membakar lahannya setelah panen saat ini," kata Kalak BPBD Kalsel, Wahyuddin di Banjarbaru, Kamis.
Sejak beberapa hari terakhir, kabut asap kembali menyelimuti sejumlah daerah di Kalimantan Selatan. Pantauan Antara di Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang Kota Banjarbaru dan Kecamatan Gambut di Kabupaten Banjar, kabut cukup tebal terjadi pada saat pagi hari.
Baca juga: Kebakaran lahan kembali di Gambut Banjar Kalsel
Untuk mengantisipasi agar terbakarnya lahan sawah tak meluas, kata Wahyuddin, jajarannya menyiagakan armada tangki air untuk sarana pemadaman.
Diakui dia, penurunan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi siaga darurat Karhutla membuat pihaknya sedikit mengendorkan upaya penanggulangan.
Kebijakan penurunan status tersebut seiring sudah turunnya hujan di Kalsel yang cukup sering dalam beberapa pekan terakhir, sedangkan untuk status siaga darurat Karhutla dijadwalkan berlangsung hingga 31 Oktober 2019.
"Kami mengimbau kepada masyarakat khususnya para petani agar tak membakar lahan untuk alasan apapun. Kepada aparat penegak hukum bisa menindak pelaku pembakaran," tandas Wahyuddin.
Sementara Kapolsek Gambut Iptu Jenny Rahman mengakui, di wilayahnya cukup sering api muncul membakar lahan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, sejumlah rumah warga ikut terbakar.
Untuk itulah, pihaknya terus siaga bersama Koramil setempat dan para relawan Damkar untuk melakukan penanggulangan jika ada muncul api.
Baca juga: BKSDA selamatkan induk dan bayi orangutan
Baca juga: Tertibkan perkebunan di kawasan lindung
Baca juga: Hujan lebat belum berdampak usir kabut asap
"Fokus kami menjaga area lahan yang mendekati pemukiman warga serta objek vital seperti Terminal Tipe A Gambut Barakat agar api yang sewaktu-waktu muncul tak sampai membakar bangunan di sekitarnya," jelas Jenny.
Dia pun memastikan melakukan penyelidikan setiap terjadinya kebakaran lahan untuk menentukan apakah terduga pelaku yang harus bertanggung jawab dapat dijerat pidana atau tidak.
"Kami ingatkan jangan sampai lahan dibakar, baik itu lahan kosong ataupun lahan sawah. Jika cukup bukti, kami jerat pidana," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019