Selama dua hari terakhir wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara sempat diguyur hujan, terakhir pada Senim malam curah hujan cukup deras membuat warga tak terkecuali satgas karhutla bisa bernafas lega dan berharap kabut asap bisa berkurang.

Namun tak disangka, kabut asap yang terjadi pada Selasa (1/10) pagi justru makin pekat seolah hujan  tak mampu mengusir dampak akibat kebakaran lahan tersebut 

Salah seorang warga Amuntai Saleh yang tinggal di Kelurahan Murung Sari sempat menjadwalkan ingin berolahraga pagi ke lapangan Pahlawan yang dekat lokasi rumahnya.

"Sempat mau olahraga paginya, karena malam tadi hujan lumayan deras, tapi ternyata kabut asap justru makin pekat, aneh ya?," ujar Saleh.

Saleh heran karena beberapa anak sekolah masih nekat menerobos kabut asap menuju sekolah. Kebanyakan dari siswa dan warga tidak mengenakan masker saat keluar rumah.

Menurutnya, para orang tua hendaknya tidak membiarkan anak-anak sekolah pada saat kondisi kabut asap, meski pada akhirnya pihak sekolah memulangkan dini para siswa.

"Kabut asap sudah tercium menyengat sejak tengah malam, padahal hujan deras baru saja turun saat Isya," kata Saleh.

Dalam satu bulan terakhir wilayah Kabupaten HSU kerap diselimuti kabut asap dengan intensitas ketebalan yang berbeda-beda. Kabut asap biasanya sangat terlihat pada pagi hari dan berangsur menipis seiring beranjak siang.

Namun kabut asap kembali muncul jelang malam hingga pagi, sehingga warga mulai terbiasa tidur dengan menghirup bau asap.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten HSU Agus Fidliansyah mengatakan pihaknya sudah membagikan ribuan masker hingga ke desa-desa melalui puskesmas.

"Khususnya orang tua saya himbau agar menjaga anak-anak, bayi dan balita agar tetap lebih banyak berada dalam rumah, sehingga tidak terlalu terpapar kabut asap, jika anak sakit segera secepatnya bawa ke puskesmas terdekat," himbaunya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan yang terbaru, terjadi peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) terbaru yang dilaporkan pihak rumah sakit dan puskesmas.

"Terakhir Agustus sebanyak 2315 pasien, yang dilaporkan ditangani pihak puskesmas dan rumah sakit, sedangkan untuk rekap  bulan September belum dirilis datanya," ujar Kabid pencegahan penyakit Masbudianto.
 
Apel siaga karhutla di kecamatan sei tabukan. (Eddy Abdillah)

Sementara untuk memperluas sosialisasi dan pemantauan titik api pihak satgas karhutla berupaya membentuk satgas hingga ke tingkat kecamatan dan desa.

Analisa dan evaluasi penanganan karhutla dilakukan disejumlah kecamatan dalam upaya pembentukan satgas dan menggelar apel kesiagaan.




 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019