Masyarakat Kotabaru, Kalimantan Selatan, hingga kini masih banyak yang merindukan listrik dari perusahaan listrik negara PT (PLN).

"Sejak kecil hingga saat ini kami belum pernah merasakan penerangan lampu dari PT PLN," kata seorang warga Sengayam, Pamukan Barat, Kotabaru, Saleh.

Ia mengaku, baru bisa menikmati listrik dari mesin genset swadaya masyarakat yang dioperasikan pada malam hari saja.

LIstrik genset sangat mahal, dengan hanya memperoleh lima lampu pijar 18 watt, warga harus membayar Rp180.000 kepada pengusaha genset, katanya.

Jika kondisinya lancar dan tidak ada gangguan pada mesin pembangkit, lampu tetap menyala dan menonton televisi menjadi hiburan melepas lelah setelah seharian kerja keras di kebun.

Namun terkadang diesel yang menjadi mesin pembangkit itu rusak, sehingga listrik padam dan malam menjadi gelap gulita.

Jika genset rusak, masyarakat hanya bisa menggunakan lilin atau lampu teplok berbahan bakar minyak tanah.

Kondisi seperti itu terjadi bukan hanya di Desa Sengayam, tetapi juga di beberapa desa di Kecamatan Pamukan Barat dan Pamukan Utara yang jaraknya sekitar 200-250 km dari ibukota Kabupaten Kotabaru.

Warga sangat berharap pemerintah daerah maupun perusahaan PT PLN segera mencarikan solusi agar gelap itu segera berlalu.

"Kami disini memimpikan terang lampu PLN," ujar warga Kelumpang.

Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani saat berkunjung ke daerah itu beberapa waktu lalu meminta masyarakat Sengayam untuk tetap bersabar meski daerahnya belum mendapatkan aliran listrik.

"Mudah-mudahan secepatnya pemerintah dapat mewujudkan keinginan warga di sini," ujar Irhami.

Saat ini, kata Bupati, di Pulau Laut Kotabaru akan dibangun pembangkit listrik berkapasitas 2X7 MW.

Pembangkit itu akan cukup memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Pulau Laut yang terdiri dari lima kecamatan.

Berdasarkan informasi dari 201 desa di 20 kecamatan di Kotabaru, baru sekitar 60 persen atau sekitar 117 desa telah mendapatkan aliran listrik dari PT PLN.

Sisanya atau sekitar 84 desa belum mendapatkan aliran listrik dari PT PLN, mereka menggunakan listrik swadaya sendiri, listrik  tenaga surya (LTS) atau bahkan lampu teplok.

Untuk mengurangi banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan penerangan listrik, pemerintah daerah setempat membagi ribuan unit LTS kepada masyarakat di pedalaman dan pesisir.

Pada 2009, pemerintah menyerahkan bantuan lampu LTS sebanyak 1.065 unit LTS kepada masyarakat terisolir melalui Dinbas Pertambangan dan Energi serta Dinas Peternakan.

Sedangkan 2010 khusus Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru berencana menyerahkan 2.333 unit LTS kepada masyarakat yang tinggal di daerah terisolasi.

Masih lebih dari 1.321 warga pedalaman yang tinggal di sejumlah kecamatan di Kotabaru, mengharapkan bantuan lampu listrik tenaga surya (LTS)/"solar home system" (SHS).

Sebagian besar yang meminta LTS tinggal di daerah pedalaman dan tidak terjangkau aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)," kata Rivai, saat masih menjabat Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru.

General Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Kotabaru, H Burhan, beberapa waktu lalu menuturkan, untuk menekan banyaknya warga yang belum menerima aliran listrik, beberapa tahun terakhir pihaknya telah memprogramkan listrik desa.

Diantaranya, program listrik desa (Lisdes) khusus untuk masyarakat di Sungai Pasir, Sungai Limau, Blok F dan Sungai Kupang.

Burhan, mengatakan, masyarakat yang telah mendapatkan program lisdes tersebut diantaranya, 100 kepala keluarga (KK) di Desa Sungai Pasir, sekitar 100 KK masyarakat di Gunungsari, Pulau Laut Utara.

Sekitar 100 KK masyarakat di Desa Sei Limau, Pulau Laut Timur, Kabupaten Kotabaru.

Serta ratusan KK masyarakat di Desa Setarap dan Muara Satui di Kabupaten Tanah Bumbu.

Manager PLN Cabang Kotabaru menegaskan, karena Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu masih terjadi krisis listrik.

Menurut Burhan, program listrik desa tetap dibuka oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setiap tahun, namun karena yang mengajukan program lisdes cukup besar, sehingga tidak semua desa yang mengajukan langsung dapat diterima.

"Akan tetapi perlu verifikasi ke lapangan oleh Pihak Departemen ESDM," ujarnya.

Selain Lisdes, untuk mengurangi jumlah msyarakat yang belum menikmati listrik dari PLN dan tingginya jumlah daftar tunggu, pada Oktober 2010 PLN Cabang Kotabaru berhasil memasang sambungan listrik bagi 3.920 pelanggan baru untuk mendukung program "sejuta pelanggan" yang dicanangkan PT PLN pada peringatan Hari Listrik Nasional Ke-65.

Realisasi pemasangan listrik untuk pelanggan baru tersebut melebihi target 3.802 pelanggan.

Semula, kata dia, PLN Kotabaru hanya mentargetkan pemasangan baru untuk 3.802 pelanggan, namun realisasi di lapangan mencapai 3.920 pelanggan.

Dijelaskannya, pemasangan listrik untuk pelanggan baru di ranting Batulicin ditargetkan 1.400 pelanggan, terealisasi 2.124 pelanggan, ranting Satui ditargetkan 1.252 pelanggan terealisasi 1.256 pelanggan dan Kotabaru ditargetkan 1.150 pelanggan terealisasi 540 pelanggan.

Dia mengatakan, untuk mengatasi krisis listrik di Kotabaru, pihaknya egera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2X7 MW di daerah itu, yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2012.

"Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (Pikitring) bekerjasama dengan Jasa Indonesia (JI) telah menetapkan bahwa PT Cyticom Waltes Jakarta adalah pemenang tender pembangunan pembangkit 2X7 MW di Kotabaru," ujarnya.

Dia mengatakan, PT Cyticom Waltes akan mengerjakan pembangunan kontruksi dan infrastruktur selama 22 bulan.

Menurut jadwal, kata Burhan, Juni 2012 PT Cyticom Waltes ditargetkan selesai membangun pembangkit unit I, dan September selesai pembangunan unit II.

"Pada bulan-bulan tersebut diharapkan operasi atau pengetesan sistem operasi (COD) sudah dapat dilaksanakan," demikian Burhan.

Rencananya, PLTU kapasitas produksi 2X7 MW tersebut kan menggunakan bahan bakar batubara dari produksi lokal dengan kalori rendah.

"Harapan kami batubara tersebut bia dipenuhi oleh perusahaan yang ada di daerah ini," ujar Burhan, tanpa menyebutkan jumlah kebutuhan batubara.

Dengan beroperasinya pembangkit 2X7 MW tersebut, diharapkan PT PLN Cabang Kotabaru yang memiliki 87,264 pelanggan, 19,500 pelanggan diantaranya masih dilayani Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan produksi sekitar 7-8 MW.(A)

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011