Legislatif Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan menekankan kepada dinas kesehatan setempat siap siaga dalam mengantisipasi dampak dari kabut asap yang melanda di sejumlah daerah di Kalimantan termasuk Banjarmasin dan sekitarnya yang kini kondisinya semakin parah.

"Meski belum merambah sampai Kotabaru, namun perlu juga kesiap siagaan bagi kita dalam mengantisipasi jika hal itu terjadi," kata Ketua Fraksi PPP DPRD Kotabaru, Denny Hendro Kurnianto, Senin.

Terkait langkah antisipasi, harus dilakukan setiap elemen dan instansi terkait, diantaranya dinas kesehatan dan badan penanggulangan bencana daerah.

Menurutnya yang perlu dilakukan mengingat dampak dari musibah kabut asap akan sangat dirasakan  bagi warga, seperti di Banjarmasin dan Palangkaraya, selain mengganggu aktivitas masyarakat juga mengancam kesehatan, bahkan mengakibatkan korban jiwa akibat kecelakaan yang disebabkan kabut asap.

Hal lain yang tidak kalah penting dilakukan, yakni memberikan penyadaran kepada segenap masyarakat khususnya di daerah yang berprofesi petani dan pekebun, agar tidak lagi membakar lahan dalam mengolah pertanian dan kebun mereka.

"Sosialisasi maksimal dengan melibatkan seluruh instansi terkait perlu dilakukan kepada masyarakat, agar timbul kesadaran betapa besarnya dampak yang ditimbulkan jika membakar lahan," jelasnya.

Sementara pada kesempatan berbeda, Ketua difinitif DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis juga menghimbau kepada segenap warga Bumi Saijaan meningkatkan kewaspadaan terhadap musibah kebakaran baik lahan dan rumah pada musim kemarau yang hingga kini masih berlangsung.

"Kami mengharapkan koordinasi dan optimalisasi kinerja instansi terkait dalam mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran akibat musim kemarau saat ini," kata Syairi.

Selain memaksimalkan fungsi lembaga yang sudah ada seperti BPBD (Badan penanggulangan bencana daerah) atau satgas Karhutla (kebakaran hutan dan lahan), juga perlu upaya prefentif seperti sosialisasi ke masyarakat.

Karena sebagian dari masyarakat kita khususnya petani tradisional di daerah-daerah, masih menggunakan pola lama seperti ladang berpindah dengan cara membakar lahan sehingga perlu disadarkan mengenai dampak dan akibatnya.

 

Pewarta: M. Shohib

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019