Bupati Hulu SUngai Tengah (HST), H A Chairansyah menyatakan bahwa pihaknya berupaya untuk menjadikan wilayahnya sebagai jangkar ibu kota negara, sehubungan ditunjuknya Kabupaten Penajam Paser Utara dan dan Kutai Kertanegara sebagai ibu kota negara yang baru.

"Dengan jarak sekitar 280 km dari Penajam Paser Utara, kita akan memanfaatkan peluang tersebut.  Potensi yang tersedia, selain  letak HST yang strategis karena berada di tengah banua anam,  juga lingkungan hidup yang masih aseri dengan pegunungan meratus yang masih terjaga kelestariaanya," ujarnya di sela acara Halal Bil Halal Himpunan Kerukunan Keluarga Besar Murakata (HKKBM) di auditorium Mastur Jahri, UIN Antasari Banjarmasin, Sabtu (31/8).

Selama ini, menurut Chairansyah, HST merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil produk pertanian utama yang menyuplai hasilnya seabanua enam. Sedangkan potensi batu bara yang besar, sengaja tidak dieksploitasi karena dinilai akan lebih banyak mudaratnya dari kemanfaatan untuk peningkatan kesejahteraan masyarat.

Baca juga: Bupati dan Ketua PKK HST promosikan produk unggulan di Kalsel Expo

"Potensi ini akan semakin kita kembangkan, hingga HST mampu mejadi daerah pemasok tidak saja produk pertanian, namun juga produk lain seperti kerajinan barang dan jasa ke daerah ibukota negara nantinya," ujar Chairansyah yang datang didampingi Ketua TP PKK H Ernawati.

Menurutnya, potensi pegunungan meratus yang masih lestari akan menjadi andalan untuk menarik minat wisatawan melancong ke HST.

"HST sampai sekarang, udara kita masih sejuk alami dan nyaman dengan keamanan yang kondusif, ini yang kita jual ke luar," katanya seranya menyatakan terima kasih dan penghargaan kepada H Mansyah Sabri selaku Ketua HKKBM Kalsel yang menggagas terselenggaranya Halal Bil Halal beserta jajaran panitia lainnya.

Baca juga: Tamzil: Kenalkan seni budaya melalui Parisj Van Borneo Festival

Salah seorang pemuda HST Ryan Rizky menyatakan dukungan dengan kebijakan Chairansyah yang membangun berwawaskan lingkungan.  

"Ini kebijakan yang cerdas,  karena pariwisata dikembangkan. Sedangan batu bara jangan dijual demi anak cucu, jangan sampai merasakan dampak kerusakan alamnya," katanya.

Sementara itu, pembina HKKBM, H Rudi Ariffin mengatakan, bahwa  pertemuan silaturahmi halal bil halal dapat dijadikan momen untuk menggelorakan "mengangkat batang tarandam".

Baca juga: Sekda HST ajak masyarakat berpartisipasi meriahkan pawai taaruf

"Artinya kita semua bersatu padu untuk bersama-sama mengatasi berbagai permasalahan yang berat sehingga menjadi lebih ringan," unjar mantan Gubernur Kalsel ini.

Rudi juga menyatakan bersyukur karena Meratus di HST sampai sekarang tetap dapat dipertahankan kelestariannya.

"Ini membuktikan, bahwa warga HST tetap dapat sejahtera meskipun tanpa tambang," tandasnya seraya menyatakan bahwa warga Murakata harus bangga menjadi orang Barabai.

Baca juga: Berikut meriahnya Parisj Van Borneo Festival di kota Barabai

Sedangkan, Dr Hafidz Ansari yang didaulat menyampaikan siraman rohani mengingatkan bahwa Barabai akan menjadi lebih baik apabila seluruh masyarakatnya memiliki pemikiran yang sama untuk maju. Tidak hanya bupati yang memikirkan kemajuan.

"Belajar dari Singapura yang melesat dari negara miskin menjadi negara kaya, karena seluruh masyarakat bergerak ke arah kemajuan, akhirnya sistem sendiri yang jalan. Dengan memaksimalkan potensi sebagai daerah transit perdagangan dan jasa," kata mantan Ketua KPU Pusat ini.

Tema halal bil halal warga Murakata Tahun 2019 ini adalah "Rakat di Banua,  Rukun di Perantauan".  Dihadiri para tokoh GST seperti Sekdaprov Kalsel, H Haris Makki,  mantan Bupati HST, H Akhmad Syah, Mantan Rektor IAIN Antasari, Kamrani Buseri, anggota DPRD HST,  jajaran pejabat pemkab HST,  Perwakilan HKKBM se Kalsel-Teng dan ratusan mahasiswa serta undangan lainnya.

 
Bupati HST bersama istri pada acara halal bil halal Himpunan Kerukunan Keluarga Besar Murakata (HKKBM) (Antaranews Kalsel/M. Taupik Rahman)

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019