Sepanjang tahun 2019 ini nilai ekspor produk pertanian yang disertifikasi oleh tiga kantor Balai Karantina Pertanian Batam, Tanjungpinang, dan Karimun, Kepulauan Riau, mencapai Rp4 triliun.
Produk pertanian yang diekspor meliputi kelapa dan produk olahannya, sarang burung walet, kakao, minyak sawit mentah (CPO), dan babi potong.
"Negara tujuan ekspor Kepulauan Riau antara lain Amerika Serikat, Arab Saudi, Eropa, China, Malaysia, dan Singapura, serta berbagai negara lainnya," kata Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Donni Muksydayan, Jumat.
Meski daerah kepulauan, kata Donni, Kepulauan Riau tetap memiliki potensi hasil pertanian yang besar dan masih perlu ditingkatkan.
Potensi pertanian yang perlu dikembangkan adalah beberapa jenis sayur, pisang, produk olahan kelapa seperti nata de coco, santan, tepung kelapa, dan sapu lidi.
“Kepulauan Riau juga dapat mencontoh Sulawesi Selatan yang mengekspor rumput laut ke China. Di mana komoditas serupa dapat dikembangkan pada hampir seluruh wilayah di provinsi ini,” imbuhnya.
Menurut dia, untuk meningkatkan hasil pertanian tersebut dibutuhkan kerja keras dan sinergitas semua pihak. Dengan begitu, kata dia, pelaku utama yakni petani akan bergairah bercocok tanam selama ada kepastian pasar terhadap hasil pertaniannya.
“Sinergi berbagai pihak mulai dari petani, pemerintah, dan pengusaha, harus terbangun dengan baik demi pembangunan sektor pertanian Kepulauan Riau, dalam meningkatkan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani,” sebut Donni.
Baca juga: Karawang andalkan bantuan pemerintah pusat untuk perbaikan irigasi rusakBaca juga: Petani nikmati hasil panen padi unggul dua kali setahun
Baca juga: Pengamat : Sampah hasil pembersihan lahan bisa dijadikan kompos
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019