Bupati Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Abdul Wahid meminta berbagai elemen pemerintah dan masyarakat mewaspadai upaya mempolitisasi isu agama dan suku.

"Isu agama dan suku paling sensitif yang bisa merusak harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Wahid di Amuntai, Rabu.

Wahid mengatakan, iklim demokrasi dan kebebasan saat ini, membuat berbagai sisi kehidupan bisa dijadikan senjata melemahkan lawan politik.

Termasuk, katanya isu agama dan suku yang sering dijadikan alat politik untuk meraih dukungan, bahkan menyerang lawam politik.

Membuka pertemuan tenaga penyuluh agama se-Kalsel di Aula DR KH Idham khalid Amuntai, Wahid sangat berharap peran dan dukungan para tenaga penyuluh untuk  mengantisipasi dan meredam gejolak yang muncul akibat politisasi isu agama dan suku ini.
 
Pokjaluh se Kalsel hadir bersilturrahim di Amuntai. (Eddy Abdillah)

"Peran penyuluh sangat strategis, karena anggota kelompok penyuluh merupakan mereka yang bisa menyampaikan informasi pembangunan dalam bahasa agama," kata Wahid.

Keberadaan penyuluh agama, lanjut Wahid,  menjadi panutan masyarakat sehingga peran penyuluh diyakini mampu meredam isu agama dan suku yang terlanjur dipolitisasi.

Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kemenag HSU Nawawi Abdurra'uf juga mengakui jika para tenaga penyuluh dan penyuluh agama Islam sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis.

"Banyak cara yang bisa dilakukan penyuluh dalam membina kehidupan harmonis di masyarakat, lewat cemarah, pengajian, majelis ta'lim dan sebagainya," kata Nawawi.

Pertemuan Pokjaluh dan penyuluh agama Islam PNS dan non PNS Kementerian Agama se Kalsel, turut dihadiri kepala tata usaha Kemenag Kalsel, Kepala Kemenag HSU dan para kepala KUA.

Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penandatanganan MoU antara Pokjaluh HSU dengan kepala SMA/SMK se HSU.

Baca juga: Danrem Lakukan Kunker ke Kodim 1001 Amuntai 
Baca juga: Perkumpulan Juken se Kalsel gelar pertemuan di Amuntai
Baca juga: Kesebelasan binaan rumah sakit Amuntai juarai bupati cup V

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019