Warga Desa Halong Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong mulai menggeluti usaha budi daya bambu jenis Betung Hitam sebagai sumber pendapatan baru.

Tergabung dalam Kelompok Tani Rumpun Bambu puluhan warga mengembangkan bibit untuk memenuhi permintaan dari kalangan instansi pemerintah, swasta dan masyarakat.

."Tiap bulan kami bisa memproduksi bibit bambu Betung Hitam dengan keuntungan jutaan rupiah," ungkap Ketua Kelompok Rumpun Bambu Husaini.

Bambu jenis Betung Hitam sendiri menjadi salah satu spesies bambu dengan beragam kelebihan salah satunya dapat tumbuh hingga 20 meter dengan lingkar buluh 50 sentimeter.

Karena kelebihannya bambu jenis ini biasa dimanfaatkan oleh pengerajin sebagai bahan utama alat musik hingga furniture.

Bambu dengan nama latin dendrocalamus asper ini selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan juga dimanfaatkan sebagai filtrasi alami air dan mampu menjaga kestabilan tanah.

 Husaini mengakui tanaman ini tergolong mudah untuk dibudidayakan sehingga anggota kelompok tani lainnya tertarik menggeluti usaha ini.

"Sudah ada ribuan bibit yang kami jual termasuk pesanan 700 bibit dari Adaro," ungkap Husaini.

Bibit hasil budidaya warga Desa Halong ini dimanfaatkan PT Adaro Indonesia untuk kegiatan reklamasi.

 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)

Selain Adaro permintaan bibit bambu dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong makin mempopulerkan bibit bambu hasil bididaya petani Desa Halong.

Namun terbatasnya lahan budidaya menyebabkan Husaini belum mampu memenuhi permintaan bibit bambu.

 Bagi Husaini, peluang untuk usaha budidaya bambu masih terbuka lebar dan memiliki pasar yang cukup menjanjikan.

Sementara itu untuk mengembangkan usahanya, kelompok tani Rumpun Bambu menjalin kerjasama dengan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) dalam hal pendampingan, penguatan kelompok hingga support dalam pemasarannya.

Husaini semakin optimis usaha budidaya bambu yang dikembangkan kelompoknya memiliki peluang yang cukup menjanjikan.

Baca juga: Bambu harapan masa depan bagi warga Tabalong
Baca juga: Izzudin Syarif, Guru Vokasi yang inovatif bagi pendidikan karakter
Baca juga: Keragaman tradisi Dayak Deah di Mesiwah Pare Gumboh
Baca juga: Imam Nashokha, guru pelaksana pembelajaran berbasis teknologi

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019