Satu terobosan fenomenal dilakukan Bupati Banjar Khalilurrahman sejak memimpin adalah mengembalikan sanitasi sungai dengan mengubah pola kebiasaan masyarakat bantaran sungai dari buang hajat ke sungai, menjadi ke WC komunal di darat.

Hal itu tidak mudah dilakukan karena kebiasaan masyarakat yang sering beraktivitas mulai mandi, mencuci hingga buang air besar (BAB) di sepanjang bantaran sungai. Aktivitas itu sangat berpotensi menurunkan kualitas air sungai. 
Baca juga: Laporan khusus HUT Kabupaten Banjar ke-69 tahun 2019 - Pertahankan Gelar Kindai Limpuar

Air sungai menjadi tercemar oleh tinja manusia yang mengandung berbagai macam bakteri dan virus penyebab penyakit-penyakit menular lewat air, sehingga kondisi itu dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat sekitarnya. 

Pemerintah Kabupaten Banjar bekerja keras meningkatkan layanan sanitasi kepada masyarakat dengan melakukan pengelolaan air limbah melalui salah satu upaya yang dilakukan yakni program sungai bebas jamban.

Program terdiri dari pembangunan WC dan septik tank standar, mandi cuci kakus (MCK) komunal, tangki septik komunal dan Instalasi Pengolahan Air Komunal dalam program penghapusan 1.000 jamban terapung selama lima tahun.

Melalui kesabaran dan pendekatan kepada masyarakat serta kharisma bupati selaku ulama di daerahnya, upaya penghapusan jamban apung yang berada di sepanjang bantaran Sungai Martapura, membuahkan hasil yang cukup maksimal. 

Setidaknya sejak 2016 hingga 2018, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar bersama dengan Pemerintah Desa serta partisipasi masyarakat secara mandiri sudah membongkar 294 buah jamban apung.
. (.)


Bahkan kini sudah ada 9 desa di sepanjang Sungai Martapura yang dinyatakan bebas jamban apung dan diharapkan komitmen membebaskan sungai dari jamban apung diikuti seluruh desa yang terletak sepanjang bantaran sungai tersebut. 

Menyertai program penghapusan jamban apung, Pemkab membangun septic tank individual sebanyak 839 unit menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), 392 unit melalui APBD Kabupaten Banjar sehingga total sebanyak 1.231 buah.

Selain itu, pembangunan septic tank individual beserta bilik WC 31 unit melalui Dinas PUPR Kalsel, melalui sharing dana desa 1.139 buah, bilik WC bagi masyarakat belum memiliki melalui sharing dana desa dan APBD Banjar, serta MCK komunal 2 buah.

Langkah dan terobosan Bupati Khalilurrahman menghapus jamban apung menuai banyak pujian dan penghargaan hingga diundang LAN bekerjasama dengan Civil Service College Singapura diskusi seputar inovasi pelayanan publik.
Baca juga: Tim Voli Banjar Putri Kalahkan Tim Mulawarman

Hanya 20 pimpinan kabupaten dan kota se-Indonesia yang diundang untuk berdiskusi seputar inovasi pelayanan publik pada acara bulan Juli 2018, di Civil Service College, 31 North Buona Vista Road, Singapore 275983. 

Pemimpin daerah yang diundang, dianggap memiliki prestasi dalam upaya menyelenggarakan perubahan atau inovasi peningkatan pelayanan kepada publik, salah satunya Bupati Khalilurrahman melalui program penghapusan jamban apung.

Program pengurangan jamban apung yang selama tiga tahun ini konsisten dilaksanakan Pemkab Banjar juga menuai penghargaan pada gelaran anugerah Sindo Weekly Government Award di Grand Ballrom – Hotel Pullman Jakarta, April 2018.

Program itu juga membuat Bupati Banjar meraih penghargaan
Innovation Network of Asia (INA) Entrepreneur Award 2018 di The Ritz Carlton, Pacific Place-Jakarta, pada September 2018 lalu melalui inovasi yang diberi nama "Om Toilet Om".

Program "Om Toilet Om" yang digagas bupati merupakan program sosial entrepreneur dalam upaya meningkatkan angka kesehatan dan memberikan kesadaran kepada masyarakat memelihara Sungai Martapura di Kabupaten Banjar.
 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019