Peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2019 dari Provinsi Sumatera Barat penasaran ingin melihat langsung objek wisata pasar terapung Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang namanya sudah mendunia.
Siswa Sumbar peserta SMN dalam program BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN) ini berada di Banjarmasin pada 15-25 Agustus 2019, di mana salah satu kegiatannya akan mengunjungi pasar terapung di sungai Martapura.
"Siswa kita sangat penasaran ingin melihat pasar terapung dan Martapura yang dikenal kota intan," ujar salah satu pembimbing siswa Sumbar, Herman, saat kegiatan pembekalan siswa di kantor Jasa Raharja, Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Siswa Kalsel dan Sumbar tukar pengalaman di SMN
Menurut dia, para siswa tersebut ingin sekali melihat keunikan wisata pasar terapung di sungai Martapura, Banjarmasin.
Termasuk juga, lanjut dia, ingin mengetahui Kota Martapura yang dikenal sebagai kota intan atau permata, bahkan konon ada yang terbesar di dunia.
"Jadi sangat menarik sekali kita ingin tahu ini kenyataannya, sehingga mereka bisa mengenal secara jelas bagian nusantara ini," kata Herman.
Selain objek wisata itu, ungkapnya, para siswa juga sangat ingin menikmati kuliner khas Banjar, khususnya soto Banjar.
"Di daerah kita ada soto Padang, kita ingin menikmati soto Banjar, mana enaknya," katanya.
Namun dia menyatakan, Banjarmasin memiliki keunikan tersendiri yang boleh dikatakan tidak sama dengan di daerah asal mereka di Sumbar, khususnya memiliki sungai yang banyak hingga diberi nama "Kota Seribu Sungai".
Baca juga: Antara Kalsel beri pembekalan siswa mengenal Nusantara Sumbar
"Di sini juga warganya ramah-ramah, budayanye baik sekali, kita senang datang ke sini," katanya.
Menurut Herman, ada 23 siswa yang datang ke sini dari 19 kabupaten/kota di Sumbar.
"Bahkan ada siswa kita yang baru saja datang, mereka tinggal di Mentawai, sebuah pulau di Padang yang hanya bisa diakses melalui jalur laut, karena cuaca tidak baik, makanya mereka baru bisa datang ke Banjarmasin," katanya.
Selain itu, kata Herman, di ke look mpok siswa ini ada tiga orang disabilitas, sehingga perlu pendampingan, termasuk dirinya salah satu pendamping siswa disabilitas ini.
"Nantinya para siswa akan mendapat tugas menulis pengalamannya saat berada di Kalsel ini," katanya.
Baca juga: Antara berbagi cerita bersama siswa mengenal Nusantara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Siswa Sumbar peserta SMN dalam program BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN) ini berada di Banjarmasin pada 15-25 Agustus 2019, di mana salah satu kegiatannya akan mengunjungi pasar terapung di sungai Martapura.
"Siswa kita sangat penasaran ingin melihat pasar terapung dan Martapura yang dikenal kota intan," ujar salah satu pembimbing siswa Sumbar, Herman, saat kegiatan pembekalan siswa di kantor Jasa Raharja, Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Siswa Kalsel dan Sumbar tukar pengalaman di SMN
Menurut dia, para siswa tersebut ingin sekali melihat keunikan wisata pasar terapung di sungai Martapura, Banjarmasin.
Termasuk juga, lanjut dia, ingin mengetahui Kota Martapura yang dikenal sebagai kota intan atau permata, bahkan konon ada yang terbesar di dunia.
"Jadi sangat menarik sekali kita ingin tahu ini kenyataannya, sehingga mereka bisa mengenal secara jelas bagian nusantara ini," kata Herman.
Selain objek wisata itu, ungkapnya, para siswa juga sangat ingin menikmati kuliner khas Banjar, khususnya soto Banjar.
"Di daerah kita ada soto Padang, kita ingin menikmati soto Banjar, mana enaknya," katanya.
Namun dia menyatakan, Banjarmasin memiliki keunikan tersendiri yang boleh dikatakan tidak sama dengan di daerah asal mereka di Sumbar, khususnya memiliki sungai yang banyak hingga diberi nama "Kota Seribu Sungai".
Baca juga: Antara Kalsel beri pembekalan siswa mengenal Nusantara Sumbar
"Di sini juga warganya ramah-ramah, budayanye baik sekali, kita senang datang ke sini," katanya.
Menurut Herman, ada 23 siswa yang datang ke sini dari 19 kabupaten/kota di Sumbar.
"Bahkan ada siswa kita yang baru saja datang, mereka tinggal di Mentawai, sebuah pulau di Padang yang hanya bisa diakses melalui jalur laut, karena cuaca tidak baik, makanya mereka baru bisa datang ke Banjarmasin," katanya.
Selain itu, kata Herman, di ke look mpok siswa ini ada tiga orang disabilitas, sehingga perlu pendampingan, termasuk dirinya salah satu pendamping siswa disabilitas ini.
"Nantinya para siswa akan mendapat tugas menulis pengalamannya saat berada di Kalsel ini," katanya.
Baca juga: Antara berbagi cerita bersama siswa mengenal Nusantara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019