Oleh Yose Rizal

Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan Ahmadi Arsyad mengatakan, oknum kepala sekolah yang diduga membocorkan kunci jawaban ujian nasional hanya korban penipuan.


"Kami menilai, mereka hanya korban penipuan yang terpengaruh kunci jawaban UN padahal kecil kemungkinan jawaban soal ujian bocor karena kunci jawaban dipegang orang pusat," ujarnya di Banjarbaru, Selasa.

Seperti diketahui, delapan oknum kepala sekolah madrasah aliyah (MA) di Kota Banjarbaru Selasa dinihari diamankan polisi karena diduga membocorkan kunci jawaban soal UN mata pelajaran Ekonomi dan Bahasa Inggris.

Delapan oknum kepsek MA yang diamankan di mapolres untuk dimintai keterangan berinisial AW yang menjabat kepsek Madrasah Aliyah Darul Ilmi, Sup kepsek MA Nurul Hikmah, Tri kepsek MA Misbahul Munir.

Kemudian kepsek MA Zam-Zam Zailani Ari, Fau kepsek MA Al Falah Putra, Adh kepala bagian kurikulum Al Falah Putri, Rid kepsek MAN 1 Bangkal Kecamatan Cempaka Banjarbaru dan kepsek MA Miftahul Khairiyah berinisial Hus.

Ia mengatakan, pihaknya tidak bermaksud membela delapan kepsek madrasah aliyah itu tetapi hanya menilai bahwa mereka menjadi korban penipuan memanfaatkan ujian nasional tingkat sekolah menengah dan sederajat.

"UN sudah menjadi momok bagi siswa, orang tua dan guru sehingga demi kelulusan anak didiknya oknum kepsek berupaya maksimal, tetapi mereka diduga terpengaruh kunci jawaban palsu sehingga menjadi korban," ungkapnya.

Dikatakan, pihaknya sudah mengingatkan dalam pertemuan dengan seluruh kepala sekolah yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) agar jangan percaya soal bocor termasuk adanya kunci jawaban palsu.

"Kami sudah mengingatkan agar kepala sekolah SMA dan sederajat yang hadir dalam pertemuan agar jangan percaya isu seperti soal UN bocor maupun adanya kunci jawaban karena itu semua tidak benar," ujarnya.

Ditekankan, pihaknya menyayangkan kejadian yang mencoreng dunia pendidikan di Kota Banjarbaru itu sampai terjadi dan segera berkoordinasi untuk mengetahui secara jelas apa motif dibalik kasus ini.

"Sejauh ini, kami belum mengetahui motifnya tetapi akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti panitia UN maupun pengawas sehingga bisa memperjelas darimana bocoran kunci jawaban berasal," katanya.

  Ditambahkan, hasil koordinasi dan kejelasan kasusnya segera dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel sehingga bisa ditindaklanjuti sebagai salah satu kejadian yang mewarnai pelaksanaan UN

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013