Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S Prawiradinata mengatakan, pemindahan ibukota dipastikan di Kalimantan sehingga dilakukan pengkajian memastikan provinsi yang tepat di pulau itu.
"Kementerian PPN/Bappenas tengah mengkaji provinsi mana di Pulau Kalimantan yang tepat dijadikan ibukota," ujar Rudy disela Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara di Banjarbaru, Senin.
Ia mengatakan, Bappenas secara terjadwal menggelar dialog nasional dengan tema pemindahan ibukota di Kalimantan pada tiga provinsi yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Dijelaskan, salah satu provinsi di Pulau Kalimantan itu dipastikan menjadi ibukota Indonesia karena letaknya ditengah agar Indonesia sentris, seimbang terhadap seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Inilah tujuh kriteria menjadi ibu kota negara
"Dasar itu lah mengapa Kalimantan menjadi pilihan, selain karena lahan yang luas dan relatif aman bencana. Pemindahan ibukota negara akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan," ujarnya.
Menurut dia, Kementerian PPN/Bappenas menggelar dialog nasional mengangkat tema “Menuju Ibu Kota Masa Depan : Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable yang diikuti berbagai pihak terkait.
Tujuan dialog untuk mendapatkan masukan terkait kesiapan Kalsel menjadi salah satu calon lokasi ibukota negara, selain Kaltim dan Kalteng dilihat dari perspektif lingkungan hidup dan sosial budaya.
Pembicara utama adalah Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S Prawiradinata dan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang menyampaikan kelebihan provinsi yang dipimpinnya.
Selain itu, pembahas dialog yakni Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sutarto Hadi, Menteri Lingkungan Hidup (2009-2011) dan Menteri Riset dan Teknologi (2011-2014) Gusti Muhammad Hatta.
Baca juga: Gubernur yakin Kalsel ibukota negara
Kemudian, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan Universitas Lambung Mangkurat Taufik Arbain, dan moderator Hendricus Andy Simarmata yang memandu dialog terbuka itu.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, Kalsel menjadi salah satu alternatif dari ibukota negara dan memiliki kelebihan baik dari sisi infrastruktur maupun fasilitas pendukung lainnya.
"Kalsel berada di posisi sentral dan berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar. Lebih luar biasa lagi, kita bebas dari gempa bumi dan gunung api," ucap gubernur.
Dikatakan, secara infrastruktur dan daya dukung ibukota baru, Kalsel memiliki lima bandara yakni Bandara Warukin, Syamsudin Noor, Bandara Bersujud, Bandara Gusti Syamsir Alam, dan Bandara Mekar Putih
Kalsel juga memiliki wilayah yang bisa dijadikan pelabuhan samudra, yaitu Pelabuhan Samudera Batu Licin, Pelabuhan Nasional Trisakti, Pelabuhan Stagen, dan Pelabuhan Internasional Mekar Putih.
"Kesiapan infrastruktur lainnya adalah trase kereta api dan jalan bebas hambatan. Kita berharap ada konektivitas perkeretaapian di Kalimantan sehingga semakin maju dan berkembang," katanya.
Baca juga: Akademisi : Kalsel miliki keunggulan untuk jadi Ibu Kota RI
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kementerian PPN/Bappenas tengah mengkaji provinsi mana di Pulau Kalimantan yang tepat dijadikan ibukota," ujar Rudy disela Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara di Banjarbaru, Senin.
Ia mengatakan, Bappenas secara terjadwal menggelar dialog nasional dengan tema pemindahan ibukota di Kalimantan pada tiga provinsi yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Dijelaskan, salah satu provinsi di Pulau Kalimantan itu dipastikan menjadi ibukota Indonesia karena letaknya ditengah agar Indonesia sentris, seimbang terhadap seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Inilah tujuh kriteria menjadi ibu kota negara
"Dasar itu lah mengapa Kalimantan menjadi pilihan, selain karena lahan yang luas dan relatif aman bencana. Pemindahan ibukota negara akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan," ujarnya.
Menurut dia, Kementerian PPN/Bappenas menggelar dialog nasional mengangkat tema “Menuju Ibu Kota Masa Depan : Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable yang diikuti berbagai pihak terkait.
Tujuan dialog untuk mendapatkan masukan terkait kesiapan Kalsel menjadi salah satu calon lokasi ibukota negara, selain Kaltim dan Kalteng dilihat dari perspektif lingkungan hidup dan sosial budaya.
Pembicara utama adalah Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S Prawiradinata dan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang menyampaikan kelebihan provinsi yang dipimpinnya.
Selain itu, pembahas dialog yakni Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sutarto Hadi, Menteri Lingkungan Hidup (2009-2011) dan Menteri Riset dan Teknologi (2011-2014) Gusti Muhammad Hatta.
Baca juga: Gubernur yakin Kalsel ibukota negara
Kemudian, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan Universitas Lambung Mangkurat Taufik Arbain, dan moderator Hendricus Andy Simarmata yang memandu dialog terbuka itu.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, Kalsel menjadi salah satu alternatif dari ibukota negara dan memiliki kelebihan baik dari sisi infrastruktur maupun fasilitas pendukung lainnya.
"Kalsel berada di posisi sentral dan berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar. Lebih luar biasa lagi, kita bebas dari gempa bumi dan gunung api," ucap gubernur.
Dikatakan, secara infrastruktur dan daya dukung ibukota baru, Kalsel memiliki lima bandara yakni Bandara Warukin, Syamsudin Noor, Bandara Bersujud, Bandara Gusti Syamsir Alam, dan Bandara Mekar Putih
Kalsel juga memiliki wilayah yang bisa dijadikan pelabuhan samudra, yaitu Pelabuhan Samudera Batu Licin, Pelabuhan Nasional Trisakti, Pelabuhan Stagen, dan Pelabuhan Internasional Mekar Putih.
"Kesiapan infrastruktur lainnya adalah trase kereta api dan jalan bebas hambatan. Kita berharap ada konektivitas perkeretaapian di Kalimantan sehingga semakin maju dan berkembang," katanya.
Baca juga: Akademisi : Kalsel miliki keunggulan untuk jadi Ibu Kota RI
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019