Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Hj.Anisah Rasyidah mengatakan ketersediaan pangan  di suatu daerah tidak menjamin masyarakatnya terhindar dari masalah gizi.

"Perlu diperhatikan juga pola konsumsi rumah tangga atas keseimbangan kontribusi jenis pangan yang dikonsumsi setiap hari, apakah sudah memenuhi standar kecukupan gizi yang dianjurkan atau tidak," ujar Anisah di Amuntai, Selasa.

Anisah mengatakan, berdasarkan analisis pola konsumsi masyarakat Indonesia, konsumsi sumber pangan karbohidrat nonberas masih sangat rendah. Masyarakat dinilai Anisah masih terpaku hanya pada satu jenis pangan sumber karbohidrat yakni beras.

Padahal, kata Anisah jenis pangan lain seperti ubi-ubian,  jagung, kentang dan sagu  memiliki jumlah sumber karbohidrat yang hampir setara.

"Bahkan untuk singkong jumlah sumber karbohidratnya setara dengan nasi. Misal 100 gram nasi setara jumlah karbohidratnya dengan 100 gram singkong," terangnya.

Membuka lomba cipta menu atau Festival Pangan Lokal yang diselenggarakan Dinas Ketahanan Pangan, Anisah berharap keberadaan lahan kosong dipekarangan, kebun atau ladang agar mendapat perhatian untuk diberdayakan bagi meningkatkan kualitas pola konsumsi keluarga.

"Jangan hanya mengandalkan satu pola jenis beras saja, tapi juga sajikan menu makanan lain dari bahan non beras," katanya.

Anisah berharap melalui Lomba cipta menu atau Festival Pangan Lokal yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) bisa memberi ruang kreasi bagi kaum Ibu khususnya dalam menyajikan menu keluarga dari bahan non beras, karena peningkatan gizi keluarga akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dikemudian hari.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Fakhruddin melaporkan sebanyak 38 peserta Lomba Cipta Menu B2SA dari bahan pangan lokal juga disiapkan untuk mengikuti lomba berjenjang ditingkat provinsi dan nasional.

"Lomba ini merupakan agenda setiap tahun yang tujuannya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan bahan pangan lokal untuk dijadikan sajikan menu keluarga yang beragam, bergizi, seimbang dan aman," kata nya.

Berbagai menu pun disajikan peserta, seperti peserta PKK Kelurahan Antasari yang meraih juara pertama dengan menyajikan Menu utama Ubi bermotif Sasirangan dilengkapi nugget tempe, daging Ikan Patin dicampur tepung talipuk serta puding buah sirsak dengan air kelapa yang diwarnai alami bunga telang.

"Kalau sayur nya kita sajikan dari tanaman kelakar yang bagus untuk mencegah Anemia, " terang  Krisna Dewi anggota PKK Kelurahan Antasari.

Ada juga menu milik PKK Kecamatan Amuntai Tengah yang meraih juara dua dengan sajian menu Ubi Alabio warna putih  dan Ungu yang dicetak berbentuk binatang dengan ditaburi Abon Ikan lele. Pada jenis lauknya Ikan lele juga di cetak berbentuk bebek agar anak tertarik menyantap.menu ini.

"Kita sajikan menu ini memang untuk anak agar mereka suka terhadap menu bergizi yang kita sajikan," terang Ketua PKK Mitha Susana.

Sedangkan PKK Kecamatan Haur Gading yang tahun ini meraih juara tiga menyajikan menu Ubi juga dengan lauk bola-bola Ikan Gabus. 

"Dalam bola-bola Ikan gabus kita tambah daging udang'" kata Ketua PKK Tini Rustini.

Sayur cap cay dan sajian tempe melengkapi menu milik PKK Haur Gading ini.

Pihak Dinas Ketahanan Pangan berharap peserta yang juara bisa meningkatkan kreasi menu guna menghadapi lomba ditingkat propinsi karena yang dinilai tidak hanya pada aspek penampilan penyajian atau display tapi proses/tatacara memasaknya.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019