Sebanyak 19 Koperasi di daerah kota Banjarmasin terus berupaya untuk membangun restoran apung sebagai salah satu sarana wisata kuliner di sungai Martapura.
Menurut Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kota Banjarmasin Sumarno di Banjarmasin, Kamis, pembangunan restoran apung terus dilakukan hingga target selesai dan bisa dioperasikan pada 24 September 2019 nanti.
"Kita tetap komitmen restoran apung bisa selesai dan diresmikan operasionalnya pada peringatan hari jadi ke-493 kota, tepat pada 24 September nanti," tuturnya.
Dia mengatakan, pembangunan restoran apung di atas sebuah kapal tongkang tersebut membutuhkan biaya besar, yakni, sekitar Rp1 miliar.
"Dana yang kita miliki tidak mencukupi lagi, yang ada baru sekitar setengahnya," tutur Sumarno.
Menurutnya, pembangunan restoran apung yang akan bertempat di siring Sungai Martapura depan Balai Kota Banjarmasin tersebut murni dari dana gotong royong sebanyak 19 koperasi.
"Pemerintah kota Banjarmasin hanya membantu tempat atau mengizinkannya beroperasi di depan Siring Sungai depan balai kota," tuturnya.
Dia mengatakan, pihaknya di koperasi harus mengadakan sebuah kapal tongkang yang cukup mahal, yakni, Rp340 juta sebagai tempat restoran apung tersebut.
"Ini pun dihargai kapal tongkang itu senilai besi bekas, karena kalau dihitung betul-betul harga perkilogramnya, bisa mencapai Rp700 juta, jadi sebenarnya harganya itu murah," ujarnya.
Sebab, lanjut Sumarno, kapal tongkang bekas yang mereka beli tersebut dengan diameter 10x30 meter.
Dia mengaku belum mengetahui konsep restoran apung tersebut nantinya seperti apa, namun menurutnya akan sangat terjangkau.
"Kita akan berupaya harga menu makanan di sana terjangkau, sehingga semua lapisan masyarakat bisa berkunjung," tuturnya.
Namun yang pasti, kata Sumarno, tidak hanya masalah ekonomi adanya restoran apung ini, tapi juga mendukung pariwisata kota.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Menurut Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kota Banjarmasin Sumarno di Banjarmasin, Kamis, pembangunan restoran apung terus dilakukan hingga target selesai dan bisa dioperasikan pada 24 September 2019 nanti.
"Kita tetap komitmen restoran apung bisa selesai dan diresmikan operasionalnya pada peringatan hari jadi ke-493 kota, tepat pada 24 September nanti," tuturnya.
Dia mengatakan, pembangunan restoran apung di atas sebuah kapal tongkang tersebut membutuhkan biaya besar, yakni, sekitar Rp1 miliar.
"Dana yang kita miliki tidak mencukupi lagi, yang ada baru sekitar setengahnya," tutur Sumarno.
Menurutnya, pembangunan restoran apung yang akan bertempat di siring Sungai Martapura depan Balai Kota Banjarmasin tersebut murni dari dana gotong royong sebanyak 19 koperasi.
"Pemerintah kota Banjarmasin hanya membantu tempat atau mengizinkannya beroperasi di depan Siring Sungai depan balai kota," tuturnya.
Dia mengatakan, pihaknya di koperasi harus mengadakan sebuah kapal tongkang yang cukup mahal, yakni, Rp340 juta sebagai tempat restoran apung tersebut.
"Ini pun dihargai kapal tongkang itu senilai besi bekas, karena kalau dihitung betul-betul harga perkilogramnya, bisa mencapai Rp700 juta, jadi sebenarnya harganya itu murah," ujarnya.
Sebab, lanjut Sumarno, kapal tongkang bekas yang mereka beli tersebut dengan diameter 10x30 meter.
Dia mengaku belum mengetahui konsep restoran apung tersebut nantinya seperti apa, namun menurutnya akan sangat terjangkau.
"Kita akan berupaya harga menu makanan di sana terjangkau, sehingga semua lapisan masyarakat bisa berkunjung," tuturnya.
Namun yang pasti, kata Sumarno, tidak hanya masalah ekonomi adanya restoran apung ini, tapi juga mendukung pariwisata kota.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019