Oleh: Ulul Maskuriah

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan Ngadimun berharap peserta ujian nasional meningkatkan persiapan dengan banyak belajar dan berlatih sehingga tidak lagi berharap dan mempercayai beredarnya kunci jawaban yang disebar oleh oknum tidak bertanggungjawab.

"Jangan percaya dengan beradarnya kunci jawaban yang mungkin terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya, lebih baik meningkatkan jam belajar dan banyak berlatih mengerjakan soal," katanya di Banjarmasin, Jumat.

Menurut dia, berbeda dengan UN tahun-tahun sebelumnya, UN tahun ini lebih ketat yaitu setiap peserta ujian yang berada dalam satu ruangan, akan mendapatkan soal yang berbeda.

Dengan demikian, tidak mungkin setiap anak akan mendapatkan kunci jawaban yang sama dalam setiap materi ujian.

Perbedaan soal setiap peserta ujian tersebut, dimaksudkan untuk meningkatkan nilai kejujuran dan kepercayaan diri pada kemampuan setiap anak dalam mengerjakan setiap lembar soal.

Dengan demikian, isu kebocoran soal yang terjadi setiap tahun pelaksanaan UN bisa dihindari mulai tahun ini.

"Tentang standar kelulusan masih sama yaitu 5,5 dengan prosentase kelulusan yaitu 60 persen berdasarkan hasil UN dan 40 persen ujian sekolah," katanya.

Pelaksanaan UN dengan standar lebih ketat tersebut membuat beberapa orangtua merasa cemas, terutama yang berada di wilayah perbatasan atau daerah terpencil.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan salah seorang wali murid yang datang ke Kantor Berita Indonesia, Aan warga perbatasan Kalsel dan Kalimantan Tengah.

Menurut dia, selama ini standar pendidikan nasional yang diseragamkan hanyalah soal ujian nasional dan kurikulum pendidikan.

Namun, sarana prasarana dan kualitas guru untuk bisa mendapatkan nilai yang sesuai standar UN masih jauh dari yang diharapkan, terutama untuk sekolah di perbatasan atau daerah terpencil.

"Terus terang saya sangat gelisah, bagaimana anak kami yang ada di daerah perbatasan bisa lulus UN, bila soal UN secara nasional sama, baik itu tingkat kesulitan dan bobot penilaiannya," katanya.

Sementera, diketahui, selama ini fasilitas pendidikan, sarana prasarana, bahkan jumlah dan kualitas guru, masih jauh dari sekolah-sekolah di Jawa atau di Jakarta, bahkan dengan sekolah di Kota Banjarmasin sekalipun.

Aan berharap, pemerintah lebih bijak, sehingga ujian nasional tidak menjadi momok, terutama bagi anak dan orangtua di daerah perbatasan.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013