Indonesia AIDS Coalition (IAC) tengah menggelar pelatihan yang melibatkan awak media dari enam kota di Indonesia terkait pemberitaan positif bagi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).
Saat ini, pelatihan tersebut sedang digelar di salah satu hotek di Kota Makassar sejak Kamis 20 hingga 22 Juni, hari ini, Sabtu.
Secara serentak kegiatan serupa juga dilaksanakan di dua kota berbeda, yakni Kota Tangerang dan Kota Medan. Sementara 17-19 lebih dulu terlaksana di Kota Palembang, Bekasi dan Kabupaten Deli Serdang Sumut.
Monitoring Officer IAC, Irwandy Widjaja menyampaikan kota terpilih merupakan wilayah dengan angka kasus HIV dan AIDS tertinggi di Indonesia sesuai dengan wilayah kerja IAC yang menaungi 23 kabupaten terdiri dari 13 provinsi.
"Kami diskusi di Jakarta dan memilih kota-kota ini karena alasan angka kasus tinggi. Kecuali Kabupaten Deli Serdang, kalau Deli Serdang berbeda karena wilayah ini baru masuk wilayah kerja kami dan sedang berada pada posisi tengah untuk kasus HIV dan AIDS," jelasnya.
Kementrian Kesehatan membagi wilayah berdasarkan pada tingkatan kasus HIV/AIDS, mulai dari posisi rendah, menengah hingga tertinggi sesuai zona prioritas masing-masing.
Menurut pria yang lahir di Makassar ini, pelibatan awak media pada pelatihan kali ini merupakan salah satu upaya agar edukasi terkait penanggulangan HIV dan AIDS lebih menjangkau masyarakat luas. Sebab resiko penularannya saat ini bukan hanya pada kelompok rentan dan berisiko namun juga pada masyarakat dengan perilaku "normal".
"Pada skala nasional itu, runutan kasus paling besar sekarang adalah pada ibu rumah tangga. Padahal dia menjalani kehidupannya seperti ibu-ibu pada umumnya, tetapi suami yang sering "belanja" seks di luar mengakibatkan hal ini bisa terjadi," jelasnya.
Selain itu, kata dia, jastifikasi yang muncul di masyarakat kerapkali masih menimbulkan stigma kepada ODHA akibat dari pemberitaan negatif terhadap kasus-kasus HIV.
"Karena itu, lewat kegiatan ini kami ingin menyamakan persepsi dan menambah pengetahuan pihak media cara pencegahan, penularan dan pengobatan HIV dan AIDS," katanya.
IAC sebagai organisasi yang bertujuan melakukan penguatan kepada komunitas, LSM dan CSO terkait HIV turut mempertemukan pihak media dengan pihak-pihak tersebut. Sedikitnya 15 pegiat isu HIV dan AIDS hadir pada kesempatan tersebut, bertukar informasi mengenai aksi-aksi yang dilakukan untuk menekan terjadinya peningkatan angka kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Saat ini, pelatihan tersebut sedang digelar di salah satu hotek di Kota Makassar sejak Kamis 20 hingga 22 Juni, hari ini, Sabtu.
Secara serentak kegiatan serupa juga dilaksanakan di dua kota berbeda, yakni Kota Tangerang dan Kota Medan. Sementara 17-19 lebih dulu terlaksana di Kota Palembang, Bekasi dan Kabupaten Deli Serdang Sumut.
Monitoring Officer IAC, Irwandy Widjaja menyampaikan kota terpilih merupakan wilayah dengan angka kasus HIV dan AIDS tertinggi di Indonesia sesuai dengan wilayah kerja IAC yang menaungi 23 kabupaten terdiri dari 13 provinsi.
"Kami diskusi di Jakarta dan memilih kota-kota ini karena alasan angka kasus tinggi. Kecuali Kabupaten Deli Serdang, kalau Deli Serdang berbeda karena wilayah ini baru masuk wilayah kerja kami dan sedang berada pada posisi tengah untuk kasus HIV dan AIDS," jelasnya.
Kementrian Kesehatan membagi wilayah berdasarkan pada tingkatan kasus HIV/AIDS, mulai dari posisi rendah, menengah hingga tertinggi sesuai zona prioritas masing-masing.
Menurut pria yang lahir di Makassar ini, pelibatan awak media pada pelatihan kali ini merupakan salah satu upaya agar edukasi terkait penanggulangan HIV dan AIDS lebih menjangkau masyarakat luas. Sebab resiko penularannya saat ini bukan hanya pada kelompok rentan dan berisiko namun juga pada masyarakat dengan perilaku "normal".
"Pada skala nasional itu, runutan kasus paling besar sekarang adalah pada ibu rumah tangga. Padahal dia menjalani kehidupannya seperti ibu-ibu pada umumnya, tetapi suami yang sering "belanja" seks di luar mengakibatkan hal ini bisa terjadi," jelasnya.
Selain itu, kata dia, jastifikasi yang muncul di masyarakat kerapkali masih menimbulkan stigma kepada ODHA akibat dari pemberitaan negatif terhadap kasus-kasus HIV.
"Karena itu, lewat kegiatan ini kami ingin menyamakan persepsi dan menambah pengetahuan pihak media cara pencegahan, penularan dan pengobatan HIV dan AIDS," katanya.
IAC sebagai organisasi yang bertujuan melakukan penguatan kepada komunitas, LSM dan CSO terkait HIV turut mempertemukan pihak media dengan pihak-pihak tersebut. Sedikitnya 15 pegiat isu HIV dan AIDS hadir pada kesempatan tersebut, bertukar informasi mengenai aksi-aksi yang dilakukan untuk menekan terjadinya peningkatan angka kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019