Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kembali menganggarkan dana tindak lanjut pembangunan jalan poros dari Banjarbaru ke Kabupaten Tanah Bumbu sepanjang 170 kilometer sebesar Rp70 miliar pada 2019.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kalimantan Selatan di Banjarmasin Kamis mengatakan, Pemprov Kalsel berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan jalan poros tersebut.
Mendorong percepatan pembangunan jalan tersebut, pada 2019 Pemprov Kalsel melalui Dinas PUPR Kalsel, melanjutkan pembangunan jalan baik untuk pengerasan maupun pembangunan jembatan penghubung.
"Pada 2019 ini PUPR telah menyiapkan anggaran sebesar Rp70 Milyar dari APBD oleh Dinas PUPR Prov Kalsel," katanya.
Sebelumnya, pada tahap pertama, pembangunan jalan yang dimulai pada 2016 yang lalu menelan biaya pembangunan sebesar Rp30 miliar oleh BPMD Prov Kalsel.
Menurut dia, terbangunnya jalan poros baru tersebut, selain akan mempersingkat waktu perjalanan dari Banjarbaru ke Tanah Bumbu dari sebelumnya enam jam menjadi hanya sekitar tiga jam juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kalsel, terutama di daerah-daerah yang dilintasi jalan tersebut.
Staf Ahli Gubernur Kalsel Gt Syahyar menambahkan melalui dana tersebut, Kini jalan yang menghubungkan antara desa Awang Bangkal Timur Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar dengan Desa Kemuning Kecamatan Menteweh Kabupaten Tanah Bumbu, sudah terhubung walau di beberapa bagian hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 saja.
Namun secara keseluruhan jalan poros baru dengan lebar hingga 21 meter ini telah dapat dilalui oleh kendaraan roda 4, walau masih dalam tahap pengerasan dan belum beraspal.
“Sebenarnya itu sudah tembus tapi kalo untuk mobil belum bisa, hanya ada penyeberangan jembatan darurat menggunakan bambu, kemudian ada penyeberangan di sungai kusan menggunakan gethek untuk mengangkut kendaraan roda dua," katanya.
Selain itu, dampak dari pembangunan jalan yang pembangunannya dibantu oleh TNI dengan program TMMD tersebut, juga telah membuka akses keterisolasian 12 desa, dari empat kecamatan yaitu ( Aranio, karang intan, Pengaron dan Mentewe ) di dua kabupaten yaitu kabupaten banjar dan Tanah bumbu.
12 Desa tersebut Antara lain, Desa Awang bangkal Timur, Awang Bangkal Barat, Rantau Bujur, Rantau balai , Sumber baru, Temuni, Sungai Luar, Bunglai.
Keberadaan jalan Poros baru menurut Gusti Syahyar, juga membuka akses ekonomi masyarakat, di daerah sepanjang jalan tersebut.
Masyarakat, lebih mudah menjual hasil pertanian maupun perikanannya ke berbagai daerah lain.
Seperti sektor perikanan air tawar, yang banyak diproduksi oleh masyarakat Aranio yang banyak diperlukan oleh masyarakat Tanah Bumbu, begitu juga sebaliknya, dari Tanah Bumbu banyak diproduksi ikan laut.
“Jalan yang kita bangun juga cukup lebar, yaitu pembangunan lebar di titik awal 15 meter dan melebar hingga 21 meter," katanya.
Dengan adanya jalan poros baru penghubung Banjarbaru dan Tanah Bumbu, masyarakat kedua kabupaten lebih mudah untuk melakukan jual beli perikanan. Begitu juga dengan hasil produksi lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kalimantan Selatan di Banjarmasin Kamis mengatakan, Pemprov Kalsel berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan jalan poros tersebut.
Mendorong percepatan pembangunan jalan tersebut, pada 2019 Pemprov Kalsel melalui Dinas PUPR Kalsel, melanjutkan pembangunan jalan baik untuk pengerasan maupun pembangunan jembatan penghubung.
"Pada 2019 ini PUPR telah menyiapkan anggaran sebesar Rp70 Milyar dari APBD oleh Dinas PUPR Prov Kalsel," katanya.
Sebelumnya, pada tahap pertama, pembangunan jalan yang dimulai pada 2016 yang lalu menelan biaya pembangunan sebesar Rp30 miliar oleh BPMD Prov Kalsel.
Menurut dia, terbangunnya jalan poros baru tersebut, selain akan mempersingkat waktu perjalanan dari Banjarbaru ke Tanah Bumbu dari sebelumnya enam jam menjadi hanya sekitar tiga jam juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kalsel, terutama di daerah-daerah yang dilintasi jalan tersebut.
Staf Ahli Gubernur Kalsel Gt Syahyar menambahkan melalui dana tersebut, Kini jalan yang menghubungkan antara desa Awang Bangkal Timur Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar dengan Desa Kemuning Kecamatan Menteweh Kabupaten Tanah Bumbu, sudah terhubung walau di beberapa bagian hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 saja.
Namun secara keseluruhan jalan poros baru dengan lebar hingga 21 meter ini telah dapat dilalui oleh kendaraan roda 4, walau masih dalam tahap pengerasan dan belum beraspal.
“Sebenarnya itu sudah tembus tapi kalo untuk mobil belum bisa, hanya ada penyeberangan jembatan darurat menggunakan bambu, kemudian ada penyeberangan di sungai kusan menggunakan gethek untuk mengangkut kendaraan roda dua," katanya.
Selain itu, dampak dari pembangunan jalan yang pembangunannya dibantu oleh TNI dengan program TMMD tersebut, juga telah membuka akses keterisolasian 12 desa, dari empat kecamatan yaitu ( Aranio, karang intan, Pengaron dan Mentewe ) di dua kabupaten yaitu kabupaten banjar dan Tanah bumbu.
12 Desa tersebut Antara lain, Desa Awang bangkal Timur, Awang Bangkal Barat, Rantau Bujur, Rantau balai , Sumber baru, Temuni, Sungai Luar, Bunglai.
Keberadaan jalan Poros baru menurut Gusti Syahyar, juga membuka akses ekonomi masyarakat, di daerah sepanjang jalan tersebut.
Masyarakat, lebih mudah menjual hasil pertanian maupun perikanannya ke berbagai daerah lain.
Seperti sektor perikanan air tawar, yang banyak diproduksi oleh masyarakat Aranio yang banyak diperlukan oleh masyarakat Tanah Bumbu, begitu juga sebaliknya, dari Tanah Bumbu banyak diproduksi ikan laut.
“Jalan yang kita bangun juga cukup lebar, yaitu pembangunan lebar di titik awal 15 meter dan melebar hingga 21 meter," katanya.
Dengan adanya jalan poros baru penghubung Banjarbaru dan Tanah Bumbu, masyarakat kedua kabupaten lebih mudah untuk melakukan jual beli perikanan. Begitu juga dengan hasil produksi lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019