Menjadi seorang guru besar tentu sebuah kebanggaan luar biasa bagi akademisi di perguruan tinggi. Dimana membutuhkan perjuangan panjang yang berat dan berliku untuk bisa merengkuhnya, hingga tak banyak dosen bergelar Doktor (S3) yang bisa mencapai jenjang karir tertinggi tersebut.

Jika pun akhirnya berhasil menyandang sebutan profesor, mayoritas diraih di usia mendekati masa pensiun di atas 50 tahun, bahkan lewat dari 60 tahun.

Namun Prof Dr Abdul Halim Barkatullah mampu mendobrak fenomena usia tua tersebut, dengan capaian guru besar di usia relatif masih muda 42 tahun.

Putra asli daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) inipun mencatatkan namanya dibuku sejarah Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sebagai guru besar termuda sepanjang berdirinya perguruan tinggi negeri dengan moto "Waja Sampai Kaputing" tersebut pada tanggal 21 September 1958.
Tangis haru Prof Halim langsung pecah seketika mengingat jasa kedua orangtuanya Drs H Fahruddin Hamid, S.H. (Alm) dan Dra Hj Barkiah dalam mendidiknya sejak dilahirkan di Banjarmasin, 09 Nopember 1976.

Dia tak kuasa menahan air mata saat menyebut orangtuanya di atas panggung Auditorium ULM Banjarbaru ketika menyampaikan orasi ilmiah dengan judul "Harmonisasi prinsip caveat emptor dan prinsip caveat venditor dalam memberikan perlindungan hukum bagi konsumen pada era revolusi industri 4.0".

Pengukuhan dirinya bersama empat guru besar lainnya yaitu Prof Dr Saladin Ghalib, Prof Dr Nia Kania, Prof Dr Ersis Warmansyah dan Prof Dr Fatchul Mu'in yang jauh lebih senior, jadi panggung Halim mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa membantunya selama ini berjuang di bidang pendidikan hingga berhasil merengkuh profesor.

"Terima kasih saya kepada Rektor ULM Prof Sutarto Hadi, beliau terus mensupport saya agar bisa cepat dalam pengajuan guru besar. Kemudian kepada para dosen pembimbing dan Promotor hingga terus mengawal saya agar tidak kendor dan terus semangat," ucap suami dari Fathun Nida, S.Pd.I, SH., MKn ini.
Halim yang dikenal sebagai sosok humble dan murah senyum ini memang terbilang istimewa dalam karir akademik. Sebelum dikukuhkan menjadi guru besar pada 20 Juni 2019, dia juga tercatat sebagai Dekan termuda ULM saat dilantik menjadi Dekan Fakultas Hukum, pada Juli 2018. Artinya, jabatan Dekan dan guru besar diperolehnya dalam waktu kurang dari satu tahun berselang.

Hidup dari keluarga PNS yang bersahaja dan agamis, sang ayah selalu memberikan kepercayaan diri kepada Halim bahwa sebagai orang Banjar harus berani bermimpi dan berusaha keras mencapai cita-cita.

Kehidupan masa kecilnya bersekolah baik di SDN Kebun Bunga 3 Banjarmasin, MTsN Pelaihari, dan  Madrasah Aliah Program Khusus (MAPK) Martapura, Halim dikenal oleh teman dan keluarga sebagai anak yang rajin, pintar, tapi suka usil. 

Halim kecil suka berteman dan  memiliki keinginan yang kuat dalam mencapai cita-cita. Dia sangat bangga dilahirkan dari ayah dan ibu orang Banjar dari Hulu Sungai Utara yang merantau ke Banjarmasin.

"Orangtua hakim di Pengadilan Agama Banjarmasin. Abah (ayah) inginnya menjadikan saya sebagai Hakim seperti beliau. Jadilah kuliah di Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin bidang ilmu Syariah," tutur Halim mengenang awal mula menempuh pendidikan tinggi.
Halim yang tekun belajar pun kemudian memutuskan kuliah juga secara bersamaan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam Banjarmasin bidang ilmu Hukum Perdata. Alhasil, kedua gelar sarjana itu berhasil diraihnya di tahun 2000 dan 2001.

Tak puas dengan titel S1, ayah dari Ainaya Raisa Adila dan Achmad Rifyal Kabah ini melanjutkan S2 di 
Universitas Gajah Mada jurusan Hukum Bisnis dan lulus tahun 2003.

Selanjutnya Program Doktor (S3) di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dengan disiplin ilmu 
Hukum Ekonomi yang diselesaikannya tahun 2006 dengan judul tugas akhir "Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi E-commerce lintas Negara".

Sempat menjabat Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam Banjarmasin periode 2014 sampai 2015, Halim kini mantap mengabdi di ULM dan ingin terus berkarya serta mendorong dosen-dosen muda bisa merengkuh prestasi tinggi hingga menjadi guru besar seperti dirinya.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019