Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara triwulan II 2019 diperkirakan tumbuh 7,12 hingga 7,52 persen (yoy) didorong antara lain pada sektor pertambangan.

Gubernur Kaltara Irianto Lambrie di Tanjung Selor, Selasa dalam siaran pers menyebutkan kenaikan dibanding triwulan sebelumnya karena
akselerasi kinerja pada lapangan usaha utama pertambangan dan perdagangan.

Produksi batu bara diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan masih tingginya permintaan impor batu bara dari India.

Tren pelemahan harga batu bara diperkirakan akan menahan tingginya ekspor luar negeri di pertengahan tahun.

Kondisi cuaca membaik pada triwulan II 2019 akan berdampak pada peningkatan jumlah produksi batu bara meskipun koreksi harga diperkirakan masih terjadi tahun ini.

Rata-rata Harga Batu bara Acuan (HBA) periode April hingga Mei 2019 masih turun senilai USD 85,43 per metric ton.

Penurunan HBA yang terjadi dalam dua bulan terakhir salah satunya disebabkan oleh merosotnya index Global Coal Newcastle akibat dampak terhambatnya ekspor batu bara Australia di Tiongkok.

Hal itu dampak kebijakan pengurangan kuota impor batu bara oleh Tiongkok sejak akhir 2018.

Juga dampak perlambatan perekonomian Tiongkok 2019 seiring dengan dampak "trade war".

Mengutip analisa Bank Indonesia, usaha lainnya yang turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kaltara triwulan II 2019 adalah lapangan usaha konstruksi.

Hal itu terkait mulai berjalannya proyek pembangunan utama di wilayah Kaltara pada 2019.

Kegiatan itu antara lain, realisasi proyek gedung, rumah sakit Pertamina di Tarakan dan pabrik industri CPO (crude palm oil) baru di Malinau dan Nunukan.


 

Pewarta: Iskandar Zulkarnaen

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019