Bupati Pamekasan, Jawa Timur Baddrut Tamam mempromosikan sarung dan baju batik tulis hasil kerajinan para perajin batik tulis agar menjadi busana di Pamekasan saat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
"Kami mengajak para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan agar baju baru dan sarung barunya saat Lebaran nanti menggunakan batik. Batik merupakan hasil kerajinan warga Pamekasan," kata Baddrut Tamam di Pamekasan, Kamis.
Baddrut Tamam menjelaskan penggunaan baju dan sarung batik saat Lebaran berarti para pejabat pemerintah kabupaten membantu para perajin dan pedang batik Pamekasan.
"Satu-satunya pakaian yang diproduksi langsung oleh masyarakat Pamekasan saat ini adalah batik. Penggunaan batik saat Lebaran sama dengan membantu para perajin batik tulis di Pamekasan," ujarnya.
Bupati menjelaskan penggunaan baju dan sarung batik menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan para perajin batik disamping bentuk realisasi gerakan berbelanja ke warung tetangga yang telah menjadi program kerja sejak mencalonkan diri sebagai Bupati Pamekasan.
"Pada kegiatan Safari Ramadhan kali ini, kami juga meminta agar semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pamekasan menggunakan sarung batik Pamekasan," katanya.
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur yang sebagian bergantung pada penghasilan usaha batik tulis. Jumlah perajin batik tulis di kabupaten itu tersebar di 38 sentra batik, dengan jumlah 933 unit usaha, dan 6.526 orang yang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini.
Nilai ekonomi usaha batik, menurut bupati, menyumbang satu hingga dua persen dalam sektor industri, atau lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 35,66 persen yang menempati posisi pertama. Kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 19,61 persen, dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen.
Industri batik di Pamekasan juga memiliki kaitan erat dengan beberapa program kerja yang sedang dijalankan bupati, seperti industri kreatif yang menurutnya relevan pada era Industry 4.0, maupun dengan program wirausahawan baru, serta beberapa program lainnya.
Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industri batik di Kabupaten Pamekasan dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik.
Kebijakan pemkab Pamekasan untuk menguatkan rasa memiliki dan bangga akan hasil produk lokal para pembatik itu termasuk imbauan semua mobil dinas di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) punya motif batik tulis Pamekasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kami mengajak para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan agar baju baru dan sarung barunya saat Lebaran nanti menggunakan batik. Batik merupakan hasil kerajinan warga Pamekasan," kata Baddrut Tamam di Pamekasan, Kamis.
Baddrut Tamam menjelaskan penggunaan baju dan sarung batik saat Lebaran berarti para pejabat pemerintah kabupaten membantu para perajin dan pedang batik Pamekasan.
"Satu-satunya pakaian yang diproduksi langsung oleh masyarakat Pamekasan saat ini adalah batik. Penggunaan batik saat Lebaran sama dengan membantu para perajin batik tulis di Pamekasan," ujarnya.
Bupati menjelaskan penggunaan baju dan sarung batik menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan para perajin batik disamping bentuk realisasi gerakan berbelanja ke warung tetangga yang telah menjadi program kerja sejak mencalonkan diri sebagai Bupati Pamekasan.
"Pada kegiatan Safari Ramadhan kali ini, kami juga meminta agar semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pamekasan menggunakan sarung batik Pamekasan," katanya.
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur yang sebagian bergantung pada penghasilan usaha batik tulis. Jumlah perajin batik tulis di kabupaten itu tersebar di 38 sentra batik, dengan jumlah 933 unit usaha, dan 6.526 orang yang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini.
Nilai ekonomi usaha batik, menurut bupati, menyumbang satu hingga dua persen dalam sektor industri, atau lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 35,66 persen yang menempati posisi pertama. Kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 19,61 persen, dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen.
Industri batik di Pamekasan juga memiliki kaitan erat dengan beberapa program kerja yang sedang dijalankan bupati, seperti industri kreatif yang menurutnya relevan pada era Industry 4.0, maupun dengan program wirausahawan baru, serta beberapa program lainnya.
Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industri batik di Kabupaten Pamekasan dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik.
Kebijakan pemkab Pamekasan untuk menguatkan rasa memiliki dan bangga akan hasil produk lokal para pembatik itu termasuk imbauan semua mobil dinas di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) punya motif batik tulis Pamekasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019