Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakab pemerintah akan membangun rumah untuk buruh dalam porsi lebih besar pada tahun ini.
"Untuk tahun 2019 ini, pembangunan (rumah buruh) itu lebih besar porsinya daripada yang rumah khusus," ujar Basuki di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan pembangunan rumah untuk buruh sudah dimulai sejak 2015 , melalui Program Satu Juta Rumah, yang dimulai di Ungaran, Jawa Tengah, dan saat itu diresmikan Presiden Joko Widodo.
Rumah untuk buruh yang berupa rumah susun tersebut dibangun di kawasan-kawasan ekonomi.
"Di kawasan pabrik-pabrik, kita sudah bikin rumah susun (rusun) untuk pekerja," ujar Menteri PUPR.
Sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 29 April 2015, capaian Program Satu Juta Rumah terus meningkat yakni pada 2015 sebanyak 699.770 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit dan tahun 2017 sebanyak 904.758 unit.
Tahun 2018, untuk pertama kalinya capaian Program Satu Juta Rumah melewati satu juta unit rumah yakni 1.132.621 unit. Secara keseluruhan dari 2015 sampai dengan 2018 telah terbangun 3.542.318 unit rumah.
Program Satu Juta Rumah, setiap tahunnya ditargetkan terbangun rumah sebanyak satu juta unit dengan proporsi 70 persen rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) seperti pekerja atau buruh.
Lokasi pembangunan rumah-rumah tersebut pada 2018 sebanyak 60 persen berada di Pulau Jawa dan 40 persen lagi di luar Jawa.
Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 1,25 juta unit rumah pada 2019, atau meningkat dari target 2018 yaitu satu juta unit rumah.
Menteri PUPR: Porsi rumah buruh tahun ini akan lebih besar
Selasa, 30 April 2019 9:34 WIB