Jakarta (ANTARA) - Penyedia layanan telekomunikasi Ericsson memperkirakan Indonesia memiliki potensi untuk menggunakan jaringan 5G di sejumlah sektor industri.
"5G benar-benar ada, padahal tahun lalu kita masih membicarakannya," kata Presiden Direktur Ericsson Indonesia dan Timor Leste, Jerry Soper, di acara Barcelona Unboxed Indonesia, Jakarta, Kamis.
Meski jaringan 5G secara global tersedia tahun ini, Indonesia diperkirakan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengadopsi teknologi tersebut karena infrastruktur dan regulasi yang belum siap.
Ericsson memprediksi operator Indonesia akan mendapatkan tambahan pendapatan 30 persen pada 2026 dari 5G.
Berdasarkan studi mereka, menurut Soper, masih ada yang menyangsikan implementasi 5G di Indonesia. Padahal, menurut dia, Indonesia memiliki potensi memakai 5G di sejumlah sektor industri.
Di bidang otomotif, 5G dapat digunakan untuk membuat jendela augmented reality (AR) dan windshield AR, serta perangkat hiburan di dalam mobil.
Di bidang hiburan, 5G memiliki potensi digunakan dalam sinema virtual reality (VR), antara lain membuat 5G augmented event.
Kemudian, untuk bidang gaming serta AR dan VR, jaringan terbaru ini dapat dipakai dalam peta AR, pembelajaran dengan AR atau VR, VR cloud gaming dan cloud gaming berlatensi rendah.
Dalam mobile broadband, 5G akan mempercepat transfer data dalam hitungan gigabita per detik.
Untuk rumah yang terkoneksi dengan perangkat pintar alias smart home, 5G dapat diaplikasikan ke sistem alarm hingga televisi yang mendukung jaringan 5G.
Terakhir dalam bidang pengiriman dan komunikasi, 5G dapat mendukung pengiriman melalui drone serta sistem pembayaran dengan pengenal wajah (facial recognition).