Panitia Nasional (Panas) Sail Morotai 2012 kembali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan 16 Kementerian /Lembaga terkait dalam rangka menyukseskan perhelatan akbar Sail Morotai 2012 yang acara puncaknya akan berlangsung pada 15 September di Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Pulau kecil nan sarat dengan sejarah ini akan menjadi tuan rumah acara bahari yang bertaraf internasional. Berbagai infrastruktur disempurnakan demi menyamankan para tamu dan wisatawan yang menghadiri acara tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C.Sutardjo sebagai Ketua Panitia Nasional Sail Morotai memaparkan mengenai perkembangan persiapan pelaksanaan Sail Morotai dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Perhubungan, kemarin sore (25/7).
Ia mengatakan rapat koordinasi tersebut sebagai upaya koordinasi terkait kesiapan prasarana dan sarana fisik serta rencana kegiatan-kegiatan dalam penyelenggaraan Sail Morotai 2012.
Di samping itu, ia kembali mengajak segenap anggota panitia nasional agar dapat menyukseskan pelaksanaan Sail Morotai. Pasalnya lanjut Sharif, Morotai memiliki potensi ekonomi yang tinggi sehingga paska event akbar ini diharapkan morotai dapat berkembang dan maju.
Terkait penyediaan pasokan sumber daya listrik, ia mengatakan ada sekitar 4,7 megawatt yang telah disiapkan guna menunjang pelaksanaan Sail morotai."berlangsungnya event akbar dan percepatan infrastruktur tersebut, maka Pulau Morotai mendapatkan keuntungan baik dari segi pariwisata maupun ekonominya.
Morotai merupakan tempat strategis untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan ke depannya", sambung Sharif.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, yang juga ketua panitia pengarah nasional, Agung Laksono menjelaskan bahwa menjelang penyelenggaraan event akbar Sail Morotai 2012, ada beberapa hal yang menjadi fokus utama panitia nasional Sail Morotai, seperti kesiapan fasilitas sarana dan prasarana.
Rapat Koordinasi dilaksanakan berhubungan dengan berbagai kesiapan segala fasilitas sarana dan prasarana seperti pelabuhan, jaringan infrastruktur jalan, dan lapangan terbang.
"Rencananya,persiapan akan selesai akhir Agustus 2012 ini. Persiapan sedang dan masih terus berlanjut. Semua sarana dan prasarana ditargetkan selesai pada akhir Agustus nanti dan kini telah mencapai 85 persen," tuturnya.
Tidak hanya tamu-tamu dari berbagai negara, Sail Morotai 2012 juga akan dihadiri oleh keluarga para veteran perang dari Jepang, Selandia Baru, Belanda, Australia, dan Amerika Serikat. Sebab itu, melalui acara ini juga akan dibangun Museum Perang Dunia II di Morotai.
Di sana akan ditampilkan jejak-jejak para sekutu saat menetap di kepulauan tersebut. Terkait persoalan akomodasi, Agung menjelaskan terdapat sejumlah hotel-hotel yang dapat ditempati di Ternate atau Manado. Selain itu, telah disiapkan pula sebanyak 400 homestay untuk tamu. "Pulau Morotai merupakan model awal dalam mengembangkan Morotai dan Halmahera sebagai fokus utama dalam pengembangan MP3EI koridor 6," ungkapnya.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Syahrin Abdurrahman menambahkan bahwa,perhelatan akbar ini akan dimeriahkan oleh 146 kapal dari 12 negara.
Tamu-tamu tersebut akan diberi insentif berupa kesempatan untuk tinggal di Indonesia selama 3-6 bulan lamanya. Sementara flag off dari Darwin direncanakan pada 28 Juli. Penyelenggaran Sail Morotai memiliki salah satu tujuan untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah tersebut.
Terkait dengan penyediaan air bersih selama even, Syahrin menejelaskan bahwa pasokan air dapat memanfaatkan jaringan pipa dari gunung ke beberapa fasilitas penting di Morotai.
Di samping itu guna memudahkan dan memberi kenyamanan kepada para tamu, Syahrin mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Hukum dan HAM agar para peserta Sail Morotai 2012 ditetapkan bebas dari bea masuk dan pungutan lainnya.
Sedangkan Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn melaporkan tentang kesiapan sarana dan prasana pendudukung Sail Morotai 2012. Ia menjelaskan, akan memobilisasi sebanyak empat kapal feri. Untuk mendukung hal tersebut pihaknya mengaku akan menyiapkan ponton guna memudahkan kapal feri untuk bersandar. Selain itu, ada sekitar 33 bis DAMRI yang akan disiagakan di Morotai, Sofifi, dan Ternate guna melayani para tamu yang akan singgah di Morotai.
Rapat Koordinasi ini dilaksanakan untuk mewujudkan sinergitas dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan Sail Morotai, antar Kementerian/Lembaga terkait. Sebanyak 16 Kementerian / Lembaga terlibat dalam kegiatan Sail 2012, seperti KKP, Kemenko Kesra, Kementerian Pertahanan, Kementerian PU, Kemenpora, Kemenko Kes, Mabes TNI, TNI dan POLRI. Wilayah Morotai merupakan salah satu lokasi pertempuran pada akhir Perang Dunia II.
Di wilayah perairan tersebut, banyak sisa-sisa perang seperti bangkai kapal. Faktor sejarah ini pula yang diharapkan ikut mendongkrak daya tarik Sail Morotai pada September mendatang.
Sail Morotai diselenggarakan di Ternate dan Morotai Provinsi Maluku Utara pada Juni-September 2012 dengan puncak acara yang dilaksanakan di Pelabuhan Daruba Morotai pada tanggal 15 September 2012. Sail Morotai yang bertemakan "Menuju Era Baru Ekonomi Regional Pasifik" merupakan lanjutan dari Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), dan Sail Wakatobi-Belitong (2011).
Adapun beberapa kegiatan utama Sail Morotai 2012 yang digelar pada acara tersebut, antara lain, Yacht Rally; Bakti Sosial dan Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari Operasi Surya Bhaskara Jaya, Operasi Bhakti Kartika Jaya, dan Operasi Bhakti Pelangi Nusantara; Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari (LNRPB); Acara Puncak, Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan di dalam air dan di pulau terdepan.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Indra Sakti, SE MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)