Balangan (ANTARA) - Siang itu pada Senin (14/4), langit di Juai berwarna abu-abu pucat yang menemani perjalanan menyusuri jalanan menuju Desa Galumbang, Kabupaten Balangan.
Perjalanan tersebut ditempuh hampir satu jam dari Desa Dahai menuju sebuah rumah milik Jaki Pahmi dan sang istri Nurmila.
Baca juga: PT MPI sebar seragam siswa di Kabupaten Lahat Sumsel
Saat tiba di rumah tersebut, Nurmila menyambut dengan senyum hangat. Nampak dari luar, rumah tersebut sederhana, namun berdiri tegak dengan dinding dan atap yang kuat.
Tak ada lagi jejak kayu lapuk atau lantai reyot, seperti yang pernah dia ceritakan.
Dulu, rumah itu seperti menua seiring waktu dan usia dengan kondisi dinding lapuk dan keropos. Kini, rumah itu telah menjadi tempat tinggal yang memberi rasa aman dan nyaman.
Jaki, suami Nurmila, hanya menggantungkan hidup dari menyadap karet dengan penghasilan tidak pernah pasti karena tergantung cuaca.
"Sekarang satu kilogram getah tujuh ribu. Itu pun mesti dibagi dua dengan pemilik kebun karet. Kami hanya menganggur,” tutur Nurmila.
Baca juga: Masyarakat Gulinggang ikuti pelatihan kerajinan dari Purun dan Eceng Gondok
Saat cuaca tak bersahabat, Jaki tak punya pilihan selain menjadi buruh tani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Keluarga tersebut tinggal di rumah bersama dua anak. Anak sulung telah menikah dan hidup terpisah. Sedangkan, anak bungsu masih sekolah.
Meski pendapatan tak menentu, sang anak berhasil menamatkan hingga sekolah lanjutan atas.
"Setahun lalu anak (kedua) baru lulus SMA,” ucap Nurmila dengan tatapan mata yang berbinar bangga.
Bedah Rumah
Kini, rumah Nurmila telah dibedah dan diperbaiki berkat bantuan dari PT Adaro Indonesia.
Berkat bantuan tersebut, rumah itu sudah kokoh kembali sehingga menjadi tempat untuk berbagi tawa dan cerita.
Selepas dari Desa Galumbang, perjalanan berlanjut ke Paringin Timur untuk menemui Isnawati sebagai seorang ibu yang menyambut dengan ramah di depan rumahnya.
Baca juga: Adaro manfaatkan batako dari abu batu bara untuk pembangunan rumah gratis
“Mau minum kopi atau teh?” Isnawati menawarkan.
Isnawati juga menerima bantuan bedah rumah dari PT Saptaindra Sejati (SIS), mitra kerja Adaro.
Rumah Isnawati mengalami perombakan total yang sebelumnya rendah karena berdekatan dengan sungai, kemudian ditinggikan untuk mencegah banjir akibat permukaan air sungai meninggi.
Di rumah itu, dua keluarga tinggal bersama terdiri dari enam orang anak mengisi hari-hari Isnawati dengan suara riuh tawa dan harapan masa depan.
“Senang sekali, kami dibangunkan rumah. Terima kasih,” ujar Isnawati singkat.
Sepulang dari Galumbang dan Paringin Timur, menunjukkan bahwa rumah bukan sekadar tempat berlindung.
Namun, rumah adalah panggung kecil kehidupan, tempat keluarga bertumbuh, bermimpi, dan berharap.
Di balik dinding yang kini kokoh itu, harapan tumbuh kembali.
Baca juga: Adaro siapkan 500 rumah gratis di Kabupaten Tabalong dan Balangan
Penulis: Staf Humas Adaro Indonesia