Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Haji Mohammad Mobarak mengingatkan kaum Muslim dalam beramal ibadah jangan "maunting" (membidik/mengharapkan hasil), dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Senin.
"Karana hasil dari sesuatu yang kita lakukan itu urusan Allah. Yang penting sebagai seorang Muslim laksanakan perintah Allah dan Rasul Nya dengan tulus ikhlas," ujar Ustadz yang menyandang gelar Sarjana Hukum Islam dan Magister Studi Islam (SHI & MSI) itu.
Terkait persoalan "unting-maunting" atau harapkan balasan/hasil, Mobarak yang juga pegawai Kementerian Agama (Kemenag) Kalimantan Selatan (Kalsel) menceriterakan "kisah" (ceritera) Nabi Yunus sebagaimana Allah abadikan dalam Al Qur'an untuk menjadi renungan bagi umat Islam khususnya.
Diceriterakan, Nabi Yunus alaihi salam (as) pergi berlayar bersama sepuluh orang pengikut mencari tempat lain untuk berdakwah, karena di tempat asal beliau anggap tidak membuahkan hasil.
Sebelum lebih jauh menceriterakan kisah Nabi Yunus, Ustadz Mobarak mengungkapkan, bahwa sejak zaman dahulu orang-orang mengkaji atau berpegang pada tanda-tanda alam misalnya mendung sebuah pertanda mau turun hujan.
Sedangkan saat dalam berlayar perahu rombongan Nabi Yunus oleng mau tenggelam, sementara tempat tujuan cuaca sangat buruk, dan ketika itu terdengar suara di antara mereka ada yang berdoa dengan Allah SWT, kecuali orang tersebut tidak bersama lagi, pelayaran bisa selamat.
Rombongan Nabi Yunus itupun sepakat melakukan undian untuk mengetahui siapa yang bersalah/berdoa sebagaimana suara yang mereka dengar.
Pada undian pertama, Nabi Yunus orang yang bersalah. Rombongan tidak percaya dan yakin karena seorang Nabi tak mungkin berdosa. Tapi sampai undian ketiga tetap Nabi Yunus yang bersalah.
"Kemudian Nabi Yunus menceburkan diri ke laut dan langsung dimakan ikan besar (anggaplah namanya ikan Paus = red). Di dalam perut ikan tersebut Nabi Yunus menajat meminta ampun atas segala dosa dan kesalahannya," kutip Ustadz Mobarak.

Ia menambahkan, dengan Kemahabesaran, Kemahakuasaan serta Kemahapengampunan Allah SWT, akhirnya Nabi Yunus keluar dari perut ikan besar tersebut.
"Doa munajat Nabi Yunus tersebut; Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minaz-zaalimin artinya Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim," kutip pegawai Kemenag yang sering memimpin doa dalam rapat paripurna DPRD Kalsel itu.
Diceriterakan pula, di tempat asal Nabi Yunus tersebut semua orang akhirnya beriman kepada Allah setelah mereka membaca tanda-tanda alam, bahwa hanya orang yang patuh dengan Allah akan selamat.
"Jadi sama halnya dengan ibadah puasa, kita laksanakan sesuai perintah Allah dan Sunnah Rasulullah Muhammad Saw. Sedangkan ganjaran pahala adalah urusan Allah. Jangan puasa karena ada untingan," demikian Moh Mobarak.