Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, memiliki kampung "Pejabat" atau Pengolah Jamu Loktabat yang merupakan suatu kawasan permukiman para pembuat jamu yang terletak di Kelurahan Loktabat Selatan.
"Namun kampung sengaja disingkat `Pejabat` tetapi bukan karena permukiman pejabat pemerintahan melainkan para pengolah jamu Loktabat," ujar Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani, Minggu.
Ia mengatakan peresmian kampung yang terletak di Jalan RO Ulin Gang Baru RT 6 RW 002 Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan dilakukan pada Jumat (31/3).
Jumlah pengolah jamu yang tinggal di kawasan itu sebanyak 35 keluarga sehingga dinilai layak diberikan nama kampung pengolah jamu yang akhirnya memunculkan sebutan "Pejabat".
"Sengaja kami namakan kampung `Pejabat` supaya orang tertarik datang dan melihat keseharian masyarakat yang menekuni usaha mengolah jamu secara tradisional," ungkapnya.
Ia berharap masyarakat setempat memanfaatkan daya tarik yang dimiliki sehingga keberadaannya lebih dikenal dan banyak dikunjungi orang luar meski sekedar menikmati jamu tradisional.
"Kami ingin Banjarbaru lebih dikenal dengan kekhasan suatu kawasan seperti kampung `Pejabat` yang banyak dihuni penjual jamu dan kawasan lainnya yang memiliki ciri khas sendiri," ucapnya.
Wali Kota berterima kasih kepada masyarakat karena ikut berperan dalam menciptakan suasana kampung yang ke depannya memilik daya tarik dikunjungi banyak orang.
Di sisi lain, Pemkot berupaya agar Kota Banjarbaru semakin dikenal karena adanya kawasan yang memiliki kekhasan seperti Kampung "Purun" yang berada di wilayah Palam Kecamatan Cempaka.
Pemkot juga siap membangun kampung ikan di kawasan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara karena wilayah setempat menjadi sentra bagi budidaya ikan hias dan ikan konsumsi.
"Kami juga berencana menjadikan rumah di sepanjang bantaran Sungai Kemuning menjadi Kampung Pelangi dengan menata bangunan dan memberi cat warna-warni," katanya.
Banjarbaru Kalsel Miliki Kampung "Pejabat"
Senin, 3 April 2017 7:58 WIB
pengolah jamu yang tinggal di kawasan itu sebanyak 35 keluarga sehingga dinilai layak diberikan nama kampung pengolah jamu yang akhirnya memunculkan sebutan "Pejabat"