Kepala BPS Kalsel Diah Utami, di Kota Banjarbaru, Selasa, mengatakan jumlah penduduk miskin di perdesaan berkurang belasan ribu, sedangkan di perkotaan bertambah ribuan orang.
"Penduduk miskin di perdesaan berkurang sebanyak 11.610 orang, namun penduduk miskin di perkotaan bertambah sebanyak 7 ribu orang," ujar Kepala BPS Kalsel itu pula.
Ia menyebutkan, jumlah penduduk miskin di Kalsel pada September 2016 sebanyak 184.160 orang, sedangkan bulan Maret jumlah penduduk miskin terdata sebanyak 195.700 orang.
Dia menyatakan, jumlah penduduk miskin yang mencapai ratusan ribu orang itu tersebar di perkotaan sebanyak 60.900 orang, sedangkan di perdesaan lebih banyak mencapai 123.260 orang.
"Tingkat kemiskinan di Kalsel pada September sebesar 4,52 persen. Angka itu menurun 0,33 persen dibandingkan tingkat kemiskinan bulan Maret sebesar 4,85 persen," katanya lagi.
Dia menjelaskan, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan (GK) masih lebih besar jika dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
"Peranan komoditas makanan masih lebih besar dibanding komoditas bukan makanan dan peranan garis kemiskinan makanan terhadap GK pada September sebesar 71,55 persen," ujarnya pula.
Menurut dia, komoditas makanan yang mempunyai peranan relatif besar dalam menentukan garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, kue basah, telur ayam ras, mi instan dan gula pasir.
Sedangkan komoditas nonmakanan yang mempunyai peranan relatif besar adalah perumahan, bensin, listrik, biaya pendidikan, air dan barang-barang untuk perlengkapan mandi.
Dia menjelaskan, pada periode bulan Maret 2016 hingga September 2016, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan mengalami penurunan.
"Indeks kedalaman kemiskinan pada September sebesar 0,693, sedangkan indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,163, dan garis kemiskinan naik sebesar 3,12 persen," katanya pula.