Menengok pulau para kera di situs Geopark Meratus Pulau Kembang
Minggu, 10 Desember 2023 15:20 WIB

Pulau Kembang merupakan salah satu situs Geopark Pegunungan Meratus berada di tengah sungai Barito yang banyak dihuni kera ekor panjang di wilayah Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. 10 Desember 2023. (ANTARA/Sukarli)
Wisata
Pulau Kembang sudah lama menjadi objek wisata sesuai yang disampaikan pengemudi perahu bermotor atau kelotok bernama Abdullah yang sehari-harinya mangkal di dermaga Siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean Kota Banjarmasin.
Sebab sejak dirinya muda hingga usianya sudah di atas 50 tahun ini menjadi pengemudi kelotok hampir setiap pekannya mengantar wisatawan ke Pulau Kembang.
Tidak hanya wisatawan lokal, nasional dan mancanegara banyak berkunjung ke sana, kebanyakan ingin melihat kehidupan para kera yang dinyatakan ada cerita legendanya.
Sebab, saat memasuki kawasan wisata itu, terlihat sebuah bangunan yang didalamnya ada dua patung kera putih.
Bangunan terbuka itu dianggap keramat, karena banyak orang yang meletakkan sesajen di altar dua patung kera putih itu.
"Kebanyakan orang keturunan cina yang datang ke sini, mereka meletakkan sesajen dan dupa," ujar Fatimah seorang pemandu wisata di sana.
Biasanya setiap tahun ada ritual di sana yang dilakukan orang-orang tertentu untuk itu.
Namun di luar semua itu, Pulau Kembang memang istimewa dengan ratusan bahkan seribuan kera yang ada.
Padahal tidak banyak pepohonan buah-buahan di sana, sebab pulau itu bertanah rawa, namun kembang biak kera di sana sangat besar.
Makanan yang banyak hanya saat pengunjung datang, ada yang membawa pisang, kacang dan lainnya. Di sana pun banyak yang menjajakan itu.
Kera di sana disebutkan berkelompok, kelompok yang lebih kuat akan menempati daerah yang banyak di datangi wisatawan, sedangkan yang lemah berada di dalam hutan.
Berkelana di hutan Pulau Kembang tersebut menapaki jalan titian atau jembatan panjang yang lebarnya hanya satu meter lebih, sebagian berkonstruksi kayu ulin atau kayu besi, sebagian sudah beton.
Di sepanjang jalan itu ada kera yang bergantungan, memanjat pohon, dipinggiran jembatan, semua mengharapkan ukuran tangan untuk makan.
Para pengunjung selalu ditemani pemandu yang kebanyakan perempuan bahkan sudah berumur, mereka membawa sebilah kayu panjang untuk menghalau adanya kera yang nakal.
Setiap pekannya sekitar 500 orang berkunjung ke sana, bahkan sebelum pandemi COVID-19 menurut penjaga pintu masuk ke wisata itu di atas seribu orang.
Namun di hari biasa atau Senin sampai Jumat, pengunjung yang datang sangat sedikit, maksimal seharinya hanya 20 orang.
Ini disebabkan akses menuju ke Pulau Kembang tidak mudah, tidak ada jalan darat, hanya pakai transportasi sungai yang biayanya pun cukup tinggi.
Jika menyewa perahu bermesin atau kelotok ke sana biayanya mencapai Rp450 ribu, namun pada hari Minggu bisa bersama-sama orang lain yang karcisnya satu orang Rp35 ribu untuk 13 orang minimal berangkat.
Baca juga: Pesona Geopark Meratus di kampung "Seribu Jukung" Pulau Sewangi
