Banjarmasin (ANTARA) - Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan pemerintah harus mempercepat transformasi mobil listrik untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global akibat emisi karbon hasil pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan konvensional.
"Langkah mengurangi konsumsi energi fosil sangat diperlukan, salah satunya mendorong penggunaan mobil listrik," kata dia di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: PLN resmikan mobil "High Voltage Insulated Skylift" di puncak hari listrik nasional
Dijelaskan dia, transformasi mobil berbahan bakar minyak (BBM) ke mobil listrik salah satu arah kebijakan untuk mengurangi emisi karbon.
Namun, Muttaqin menuturkan arah kebijakan tersebut juga harus disertai dengan transformasi pembangkit listrik dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Muttaqin menekankan sebagai negara berkembang Indonesia tidak memiliki sumber daya finansial yang kuat, sehingga pemerintah jangan menerapkan kebijakan yang sama seperti yang dilakukan negara-negara maju yaitu memberikan subsidi mobil listrik.
Baca juga: Mobil listrik Lucid disewakan untuk pertama kalinya di Arab Saudi
Sebab pendapatan negara yang masih terbatas seharusnya dioptimalkan dan diprioritaskan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, termasuk meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat.
Oleh karena itu, dia menyarankan transformasi mobil listrik sebagai angkutan umum dan kendaraan pribadi sebaiknya tidak dalam bentuk pemberian subsidi.
Namun bisa mendorong dan menciptakan iklim investasi untuk produksi dan perakitan mobil listrik, insentif fiskal bagi investor, pajak nol persen bagi konsumen mobil listrik dan sebaliknya pajak yang tinggi bagi mobil dengan BBM serta memberikan insentif fiskal dan kemudahan bagi swasta dalam membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Baca juga: Pemprov Kalsel dan Konjen India lakukan pertemuan dan jejaki kerjasama
Pemerintah juga perlu mendorong riset dan pengembangan di bidang mobil listrik ini, termasuk pengembangan SDM.
"Investasi untuk pengembangan mobil listrik juga diperlukan SDM yang memiliki kualifikasi tinggi di bidang IT," jelas ekonom jebolan Universitas Birmingham Inggris itu.
Salah satu produsen mobil yang mendukung pemerintah Indonesia dalam rangka percepatan elektrifikasi kendaraan di Tanah Air yakni Wuling Motors melalui Air ev, kendaraan listrik pertama Wuling di Indonesia.
Mobil bebas emisi ini diterima dengan hangat oleh masyarakat Indonesia, terbukti menjadi kendaraan listrik terlaris di tahun 2022 sejak diluncurkan sejak Agustus 2022 dan langsung meraih sembilan penghargaan dari berbagai pihak, termasuk gelar Rookie of the Year dalam ajang OTOMOTIF Award 2023 serta mencatatkan penjualan lebih dari 12.000 unit hingga Oktober 2023.
Wuling pun kini menghadirkan kendaraan listrik terbarunya yakni BinguoEV yang ditawarkan dengan dua varian jarak tempuh yakni 333 km hingga 410 km.
Baca juga: DPRD cek rencana pengadaan "mobil listrik" Anjungan Kalsel di TMII