Jakarta (ANTARA) - Tiga belas tahun adalah perbedaan usia antara Kylian Mbappe dan Olivier Giroud tetapi aksi mereka yang menghancurkan Polandia 3-1 pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 Senin dini hari tadi membuktikan perbedaan usia bukan hambatan untuk membangun kemitraan maut.
Pada usia 36 tahun, Giroud membawa pengalaman dan trik ke dalam tim serang Prancis, sementara Mbappe yang berusia 23 tahun diberkati dengan kecepatan yang amat eksplosif sampai layar di Stadion Al Thumama menunjukkan dia berlari dalam kecepatan tertinggi 35 km per jam saat menghabisi lini pertahanan Polandia.
Seharusnya tidak seperti ini di Qatar. Giroud sudah siap memerankan fungsi sekunder untuk sang juara bertahan sampai kemudian penyerang tengah nomor satu Prancis, Karim Benzema, mundur karena cedera menjelang turnamen ini.
Sebelum ini Mbappe dan Benzema sudah menjalin kemitraan menjanjikan bagi Prancis, tetapi striker muda Paris St Germain itu belum lama ini menyebut pendekatan Giroud untuk menyerang mungkin lebih cocok bagi dia.
Pemahaman itu jelas terlihat saat Polandia dihancurkan oleh tim serang Prancis.
Umpan pengurai pertahanan dari Mbappe membuat Giroud memecahkan kebuntuan sampai menjadi pencetak gol terbanyak Prancis sepanjang masa, pada menit ke-44, dari kemitraan jomplang usia itu. Polandia berada di bawah bayang-bayang mereka sepanjang laga.
Gol tersebut juga membuat Giroud menjadi pencetak gol paling tua dalam sebuah pertandingan babak knockout Piala Dunia sejak pemain Kamerun Roger Milla kala melawan Kolombia pada 1990 dalam pertandingan babak 16 besar. Usia Giroud saat ini adalah 36 tahun 65 hari.
Baca juga: Jebol gawang Polandia, Giroud top skorer Prancis sepanjang masa
"Giroud sungguh pemain yang luar biasa, banyak yang mengatakannya begitu saat ini," kata pelatih Prancis Didier Deschamps kepada wartawan seperti dikutip Reuters.
"Dia banyak dikritik tetapi Olivier memiliki pola pikir pejuang. Ketika dia tidak menentukan, dia sangat berguna untuk tim tetapi seperti penyerang tengah mana pun, dia lebih suka kemenangan kolektif, tetapi menang dengan rekor mencetak gol ini, itu bonus."
Giroud yang bermain untuk AC Milan setelah mengukir namanya di Inggris bersama Arsenal dan Chelsea, membalas budi saat giliran Mbappe yang mencetak gol.
Dia melancarkan serangan balik pada menit ke-74 yang diakhiri oleh rekannya yang mengenakan nomor 10 itu dengan melepaskan tembakan dengan sepenuh kekuatan dirinya yang tak bisa dihalau kiper Polandia Wojciech Szczesny.
Ketika Giroud diganti untuk mengistirahatkan kakinya yang sudah menua, Mbappe mencetak gol keduanya setelah melepaskan tembakan melengkung ke sudut atas pada menit tambahan sebelum Robert Lewandowski melesakkan gol hiburan penalti untuk Polandia.
Baca juga: Lewandowski enggan bahas pensiun setelah Polandia tersingkir
Dua gol itu membuat Mbappe menjadi pemain paling muda yang membuat lima gol dalam babak knockout Piala Dunia sejak Pele pada 1958 untuk Brasil karena berusia 17 tahun.
Sementara pertahanan Prancis menunjukkan diri sulit ditembus Polandia dalam laga itu, Inggris yang menjadi lawan mereka dalam perempat final mereka harus memahami betapa sulitnya mengendalikan Ousmane Dembele, Antoine Griezmann dan juga pemain pengganti Marcus Thuram.
Cara Prancis menumpuk angka sejak awal pertandingan Senin dini hari itu sangat kontras dengan pendekatan Polandia karena Lewandowski yang justru salah satu striker paling produktif di dunia, dibiarkan sendirian di ujung skema bermain timnya hampir sepanjang laga.
Dia secara terbuka pernah meminta pelatih Polandia Czeslaw Michniewicz memberinya seorang mitra serang sehingga bisa menciptakan peluang yang lebih baik guna mencetak gol seperti sering dia lakukan di Bundesliga bersama Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen sebelum pindah ke Barcelona.
Kekecewaannya tumpah begitu laga melawan Prancis usai ketika pemain berusia 34 tahun itu ditanya oleh media Polandia apakah dia berencana bermain dalam Piala Dunia berikutnya.
"Masih jauh jalan yang harus ditempuh dan, jelas, Anda harus menikmati permainan ini," kata Lewandowski. "Jika kami menyerang, cobalah menyerang, itu akan sedikit berbeda. Tapi jika kami bermain bertahan, tak ada kegembiraan."
Baca juga: Inggris siap hadapi Prancis, kata Harry Kane
Baca juga: Kylian Mbappe akui Piala Dunia adalah obsesinya
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto