Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Selatan (Kalsel) Dr H Abdul Hasib Salim MA mengingatkan makna Pidato Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno berjudul "JAS MERAH" (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah).
Ia mengingatkan itu usai mengenang 52 tahun meninggal dunia Mendiang Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) yang akrab dengan sapaan Bung Karno di Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kalsel - Jalan A Yani km 6 Banjarmasin, Kamis (23/6)22) malam.
Menggaris bawahi pidato berjudul Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah pada 17 Agustus 1966 itu, anggota DPRD Kalsel dari PDI Perjuangan tersebut, bahwa semua komponen masyarakat/bangsa jangan sekali-kali melupakan sejarah.
"Sebab dari sejarah itulah kita bisa banyak belajar untuk kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik," ujarnya menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin.
Namun laki-laki kelahiran Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel Tahun 1960 itu tak mengungkap di balik pidato berjudul JAS MERAH sebagai kelanjutan Pidato Bung Karno berjudul "Nawaksara" 22 Juni 1966.
Nawaksara sebuah judul pidato Sukarno dalam Sidang Umum ke-IV Majelis Permusyawatan Rakyat Sementara (MPRS) RI padal 22 Juni 1966 dalam Sidang Umum ke-IV MPRS yang intinya Presiden Soekarno sebagai pertanggungjawabannya atas sikapnya dalam menghadapi Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G. 30 S/PKI) menolak menyebut gerakan itu dengan nama tersebut.
Sesudah 17 Agustus 1966, Presiden Soekarno tidak lagi menyampaikan Pidato Kenegaraan yang sekaligus merupakan Nota Keuangan/Rencana Anggota Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun mendatang.
Tapi Ketua Yayasan Rasjidish Chalidiah (Racha) Amuntai membenarkan salah makna JAS, MERAH jangan melupakan jasa/pemikiran para pendahulu republik ini yang Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
"Mungkin tanpa pemikiran dan perjuangan para pendahulu tersebut sampai sekarang Indonesia belum merdeka dari penjajah," ujarnya sembari menegaskan, hal itu tidak terlepas dari Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
"Jadi inti pokok dari Pidato Bung Karno berjudul JAS MERAH itu, pertama harus banyak belajar pada sejarah dan kedua jangan lupa para pendahulu," demikian Hasib Salim.
Sementara orang bijak bilang, suatu bangsa itu akan maju manakala tidak melupakan sejarah atau para pendahulu, sebagaimana pernyataan Presiden United Soviet Socialis Republuc (,USSR) Josef Stalin.