Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Puluhan sanggar seni seperti Mamanda, Madihin, Balamut dan guru seni di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, mengikuti Musyawarah Budaya Banjar bertema "Dari Histori ke Aktualisasi Dangsanak Maulah Banua" yang dilaksanakan Yayasan Adaro Bangun Negeri.
Deputi Direktur Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) Ignatius Irianto di Tanjung, Kamis, mengatakan kebudayaan menjadi bagian dari jatidiri yang perlu dijaga dan selalu eksis di era globalisasi seperti sekarang.
"Menggali budaya daerah tetap harus kita lakukan untuk mempertahankan jatidiri, terutama di dunia global seperti saat ini dan melalui Musyawarah Budaya Banjar akan menjadi satu ajang untuk pelestarian budaya lokal," jelas Ignatius.
Dalam sambutannya, Ignatius mengucapkan penghargaan yang besar atas kehadiran senimam lokal sekaligus Ketua Taman Budaya Provinsi Kalsel Syarifuddin dan praktisi budaya Sethia Budi.
Sementara itu, Kepala Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tabalong Zainal Ramli saat membuka Musyawarah Budaya Banjar mengatakan Budaya Banjar yang mencakup Banjar Pesisir dan Banjar Hulu saat ini sudah mulai luntur.
Selama ini kepopuleran Kabupaten Tabalong di dunia luar maupun internasional bukan karena budayanya, namun semata sebagai penghasil batubara.
"Kita perlu lebih memopulerkan budaya daerah sehingga bisa dikenal di dunia luar dan Pemerintah Kabupaten Tabalong juga mulai
mengembangkan budaya lokal dengan membentuk Kampung Budaya di Kecamatan Upau," jelas Zain.
Musyawarah Budaya Banjar juga menyuguhkan berbagai kesenian daerah seperti madihin, musik panting dan lagu banjar serta diisi pula dengan seminar tentang Urang (Orang) Banjar dan Kebudayaan Melayu Banjar.
Budayawan Sepakat Pertahankan Budaya Lokal
Jumat, 30 Oktober 2015 7:26 WIB
"Menggali budaya daerah tetap harus kita lakukan untuk mempertahankan jatidiri, terutama di dunia global seperti saat ini ..."