Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjar sangat konsen dalam penanganan stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak usia bawah lima tahun karena kekurangan gizi) sehingga mempengaruhi proses pertumbuhannya.
"Bupati Banjar Saidi Mansyur dan Ketua TP PKK Banjar Nur Gita Tiyas sangat konsen dalam penanganan stunting," ujar Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Banjar Siti Hamidah di Martapura, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan setelah sehari sebelumnya mendampingi utusan Kemenko PMK mengunjungi seorang anak penderita stunting di Desa Bawahan Selatan, Kecamatan Mataraman.
Ia mengatakan, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) sudah melakukan program pencegahan tumbuhkembang anak tersebut.
Disebutkan, program penanganan stunting yang dilakukan meliputi penyuluhan kesehatan reproduksi, pencegahan perkawinan dini, serta pencegahan stunting bekerja sama dengan lintas sektor.
"Kunjungan utusan Kemenko PMK menjadi penyemangat kami dalam upaya mencegah terjadinya stunting dan diharapkan mampu menurunkan angka stunting lebih cepat," ucapnya penuh semangat.
Sebelumnya, Konsultan Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Tin Herawati berkunjung ke Kabupaten Banjar.
Kedatangan konsultan didampingi Kepala BKKBN Kalsel Ramlan dan Kadis PPKBP3A Banjar Siti Hamidah untuk melihat anak penderita stunting di Desa Bawahan Selatan, Kecamatan Mataraman.
Saat tiba di rumah yang dikunjungi, Tin Herawati dan rombongan disambut seorang ibu dan anaknya penderita stunting umur 21 bulan yang ceria dan mudah berinteraksi dengan orang lain hingga mau digendong Tin.
Dijelaskan Tin Herawati mewakili Kemenko PMK, kedatangan ke Kalsel ingin melihat secara langsung kondisi keluarga yang anaknya menderita stunting sekaligus untuk diketahui permasalahannya.
"Kami bersama pemda dan stake holder berdiskusi mengenai kendala dan langkah ke depan sehingga setiap masukan dijadikan bagian laporan ke Menko PMK untuk kualitas program pembangunan keluarga lebih baik," ujar Tin.
Kepala BKKBN Kalsel Ramlan mengatakan Kalsel termasuk 10 besar angka stunting tertinggi se-Indonesia dengan persentase 31,75 persen berdasarkan data survei Studi Status Gizi Balita Indonesia.
"Angka di Kabupaten Banjar 36,87 persen atau di posisi tengah dari 13 kabupaten kota se-Kalsel, di mana tertinggi Kabupaten Balangan 52,10 persen, Tabalong 44 persen, dan Hulu Sungai Selatan 42 persen," sebutnya.