Tanjung (ANTARA) - PT Adaro Indonesia terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membantu menggali berbagai potensi desa yang menjadi binaannya dengan tetap menjaga kearifan lokal dan budaya.
Salah satunya adalah dengan mengelaborasikan potensi budaya, kerajinan, pertanian dan ekonomi lainnya yang disatukan melalui Pasar Budaya Racah Mampulang, Desa Balida Kabupaten Balangan.
Pasar Budaya Racah Mampulang, merupakan kolaborasi yang menyatukan berbagai potensi desa dengan tetap berpegang pada prinsi utama lokal yaitu "Maharagu Budaya, Mambangun Banua" yang artinya adalah menjaga budaya membangun desa.
Pasar Budaya Racah Mampulang merupakan kolaborasi antara PT Adaro Indonesia dan Pemerintah Desa Balida, yang diawali melalui kegiatan BUMDes Camp tahun 2018 dan diperkuat dengan Sekolah BUMDes BERANI tahun 2019 dan terus berlanjut hingga saat ini.
Pengembangan pasar budaya dengan mengusung semangat memandirikan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) agar lebih berdaya dan inovatif, Sekolah BUMDes BERANI berhasil mengelaborasi potensi budaya menjadi produk unggulan desa.
Ide kolaborasi dalam pengembangan kegiatan ini berasal dari inisiatif kepala desa untuk berkolaborasi dengan petani, UMKM, dan memberdayakan wanita di desa.
Melalui ide tersebut, akhirnya menjadikan Pasar Budaya Racah Mampulang lengkap, tidak hanya menyajikan pertunjukan seni tradisi namun juga olahan pangan lokal, produk UMKM, sekaligus hasil alam.
Melalui kegiatan tersebut, PT Adaro akhirnya berhasil memberdayakan 54 warga untuk bermitra dengan 12 pelaku UMKM daerah, dan melibatkan 37 pelaku seni pada setiap kegiatan.
Kepala Desa Balida Syahridin mengatakan, desanya memiliki banyak potensi untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,bila bisa digarap dengan maksimal.
"Kita memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti kesenian hingga kuliner tradisional, karena ibu-ibu di desa kita banyak yang bisa memasak kuliner zaman dulu (bahari)", ungkap Syahridin.
Menurut dia, saat ini, omzet pasar mungkin tidak seberapa bagi desa, namun pemberdayaan yang luar biasa bisa terwujud.
"Kita bisa memanfaatkan potensi masyarakat dalam mengembangkan pasar budaya dan tentunya bisa meningkatkan perekonomian warga," katanya.
Sayangnya, kegiatan pasar budaya tersebut, kini harus terhenti sementara, akibat pandemi COVID-19.
Namun, warga tidak ingin menyerah begitu saja, setelah apa yang mereka kerjakan dan perjuangkan.
Warga bertekad, akan terus mencari uapaya untuk bisa terus bangkit dan berkemang, melawan COVID-19, sesuai dengan perkembangan teknolgi yang ada saat ini.
"Kami akan tetap terus berkarya, mempertahan budaya yang kini tergerus modernisasi, seiring dengan upaya membangkitkan ekonomi dan potensi daerah," katanya.
Seperti tulisan Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya Bumi Manusia pernah berujar "Kita telah melawan Nak, Nyo. Sebaik baiknya sehormat hormatnya".
Kalimat 'telah melawan, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya' menjadi penutup paling magis dan perih bagi tulisan Pram sekaligus nubuat Pram bagi sekumpulan orang yang terus berjuang dan melawan di kemudian hari, jauh setelah karyanya itu selesai dibukukan.
Menggali potensi desa melalui Pasar Budaya Racah Mampulang
Rabu, 11 Agustus 2021 9:08 WIB
Kita memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti kesenian hingga kuliner tradisional, karena ibu-ibu di desa kita banyak yang bisa memasak kuliner zaman dulu (bahari).