Amuntai (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Hulu Sungai Utara KH Said Masrawan mengatakan masih ada ulama dan ustadz yang tidak mau menjalani Vaksinasi COVID-19.
"Sulit dihitung, tapi kelihatannya masih ada (tidak mau vaksin)," ujar Said di Amuntai, Selasa (22/6).
Said mengatakan, pihak MUI Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) terus berupaya menyampaikan Fatwa MUI tentang kehalalan dan kesucian vaksin.
Dikatakan, sesuai Fatma MUI Pusat nomor 02 Tahun 2021 Vaksin COVID-19 produksi Sinovac Life Science Co.Ltd China dan PT. Bio Farma (persero) Suci dan Aman digunakan.
Berdasarkan Fatwa MUI tersebut, Said mengatakan tidak ada penggunaan bahan turunan babi dan bahan yang berasal dari bagian tubuh manusia pada seluruh tahapan proses produksi.
Vaksin diproduksi dengan platform virus yang dimatikan, sehingga tidak berbahaya ketika disuntikan atau masuk kedalam tubuh manusia.
Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ni: yang telah memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dan jaminan keamanan (safety), mutu (quality), serta kemanjuran (efficacy) bagi Vaksin Covid 19 produksi Sinovac Life Sciences Co.Ltd. China dan PT. Bio Farma (Persero).
"Hal itu menjadi salah satu indikator bahwa vaksin tersebut memenuhi kualifikasi thayyib atau baik digunakan," tandasnya.
Said menambahkan, MUi HSU juga berupaya menyampaikan kepada tokoh agama, alim ulama dan para ustadz bahwa postingan informasi di media sosial tentang dampak/ bahaya Vaksin COVID-19 adalah Hoax atau berita bohong.
"Saya selaku Ketua MUI HSU juga memberi contoh, bahwa saya sudah di vaksin sampai dosis kedua," kata Said.
Berbeda dengan keterangan Ketua MUI HSU, Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten HSU Sugeng Riyadi mengatakan, belum mengetahui adanya tokoh agama yang menolak Vaksin COVID-19.
"Sejauh ini tidak ada (yang menolak vaksin COVID-19),"kata Sugeng.
Pihak Satgas, kata Sugeng melakukan sosialisasi pada tiap kesempatan dan edukasi kepada penyuluh-penyuluh agama serta pendekatan persuasif jika ada kecenderungan menolak Vaksin.
Sementara pihak Polres HSU secara rutin melakukan silaturahim kepada tokoh agama khususnya ulama agar bersedia berpartisipasi bersama Pemda, TNI Polri berupaya mengendalikan dan mencegah penyebaran COVID 19.
"Kita juga bertukar pikiran kepada ulama kita dalam upaya pencegahan COVID 19," kata Misransyah.
Senin (21/6) mewakili Kapolres HSU, Kasat Sabhara AKP Misranyah melakukan kunjungan silaturrahim ke kediaman Abuya Abdul Hamid di Desa Palimbangan Kecamatan Haur Gading.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten HSU Danu F Fotohena memgatakan, Dinkes siap melayani Vaksinasi COVID 19 kepada tokoh agama, pengasuh pondok pesantren dan majelis talim yang ingin melakukan vaksin, secara perorangan atau massal.
"Kita memiliki layanan mobil vaksin keliling yang siap mengunjungi rumah, pondok pesantren atau majelis ta'lim yang mengajukan permintaan vaksin," katanya.
Namun hingga kini, kata Danu, belum ada permohonan dari pihak majelis ta'lim, ponpes maupun tokoh agama yang meminta layanan vaksinasi keliling. Meski demikian semua fasilitas kesehatan (faskes) seperti rumah sakit dan puskesmas siap melayani warga jika ingin melakukan vaksin COVID 19.
Berdasarkan data manual dari seluruh Faskes jumlah warga HSU yang sudah di vaksin sejak 24 Mei - 22 Juni 2021 dosis satu sebanyak 13.187 orang, lanjut mengikuti dosis dua sebanyak 8.104 orang.
Dibanding petugas publik dan SDM kesehatan, jumlah masyarakat umum yang mengikuti vaksinasi memang lebih sedikit yakni dosis satu sebanyak 846 orang dosis dosis dua sebanyak 207 orang.
Sedang petugas publik yang menerima dosis satu sebanyak 10.115 orang dosis dua 6.018 orang, SDM Kesehatan menerima dosis satu sebanyak 1.439 dan dosis dua 1.410 orang.
Said : Ulama masih ada tidak mau vaksin
Selasa, 22 Juni 2021 19:35 WIB
Sulit dihitung, tapi kelihatannya masih ada (tidak mau vaksin),