Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut tertekan oleh penguatan dolar ketika beberapa investor bertaruh bahwa lonjakan harga-harga konsumen AS baru-baru ini bersifat sementara.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh 16,8 dolar AS atau 0,89 persen, menjadi ditutup pada 1.879,60 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (10/6) emas berjangka naik tipis 0,9 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.896,40 dolar AS.
Emas berjangka terdongkrak 1,1 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.895,50 dolar AS pada Rabu (9/6), setelah merosot 4,4 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.894,40 dolar AS pada Selasa (8/6), dan bertambah 6,8 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.898,80 dolar AS pada Senin (7/6).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya menguat 0,6 persen, meredupkan daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Aksi ambil untung mungkin juga berdampak pada harga emas, karena logam mulia telah mengantisipasi beberapa sesi kenaikan harga, kemudian rilis data inflasi pada Kamis (10/6), menurut analis pasar.
Ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali mengatakan kegagalan emas untuk menembus di atas 1.900 per ounce setelah data penggajian (payrolls) nonpertanian dan IHK AS menunjukkan aliran lindung nilai inflasi melambat pada saat yang sama dengan aliran fisik melemah.
“Akibatnya, kemunduran emas akan terbuka,” kata Ghali, menambahkan bahwa sementara mungkin ada kemunduran jangka pendek ke 1.850 dolar AS per ounce, emas dalam jangka menengah akan didukung oleh kebijakan-kebijakan bank sentral yang dovish untuk jangka waktu yang lama.
Data pada Kamis (10/6) menunjukkan harga-harga konsumen AS naik tajam pada Mei, tetapi analis mengatakan lonjakan itu kemungkinan "sementara" dan karena itu kekhawatiran atas pengetatan kebijakan Federal Reserve telah surut.
Di sisi fisik, para dealer di pusat-pusat perdagangan emas utama India dan China terpaksa menawarkan diskon untuk memikat pelanggan minggu ini.
Pelaku pasar sekarang mengamati pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu depan.
Ekspektasi bahwa The Fed akan tetap berpegang pada "inflasi adalah skenario sementara" adalah tinggi, tetapi perbaikan pasar tenaga kerja baru-baru ini dan angka inflasi yang "panas" meningkatkan risiko bahwa Fed akan kurang dovish, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 11,5 sen atau 0,41 persen, menjadi ditutup pada 28,146 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 5,10 dolar AS, atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 1.151,10 dolar AS per ounce.
Emas tertekan menguatnya dolar, inflasi tinggi sementara
Sabtu, 12 Juni 2021 9:54 WIB