Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Suplai air bersih dari produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ke masyarakat kota setempat selama musim kemarau tahun 2014 ini terganggu.
Masalahnya dengan kemarau maka tingkat kadar garam Sungai Martapura cukup tinggi setelah terintrusi air laut, dengan demikian PDAM kekurangan bahan baku untuk diolah air bersih, kata Direktur Umum PDAM setempat, Rahmatullah kepada pers di kantornya Banjarmasin, Senin.
Dijelaskan, air Sungai Barito dan Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin, akhir-akhir ini terintrusi air laut, menyusul belum turunnya hujan beberapa bulan terakhir ini.
Disebutkan kandungan garam di air sungai Barito dan Sungai Martapura begitu tinggi memlebihi ambang batas terhadap air baku PDAM yang bisa diolah menjadi air bersih.
Idealnya kadar garam di sungai yang bisa diolah air baku hanya 250 ml per liter, sekarang untuk air Sungai Barito saja sudah mencapai 3000 ml per liter, dan di sungai Bilu Sungai Martapura dimana pengambilan air baku oleh intake PDAM tercatat 1000 ml per liter.
Dengan kondisi kadar garam tinggi itu maka pengambilan air baku ke sungai tersebut tak maksimal dampaknya terjadi penurunan produksi air bersih PDAM.
Makanya kadangkala beberapa lokasi suplai air bersih PDAM ke pelanggan seret, terutama pada malam hari, atau jam-jam sibuk.
Namun secara umum suplai air PDAM tetap bisa melayani 100 persen warga kota hanya saja tidak sederas hari-hari biasa, masalahnya masih ada sumber air baku di Sungai Tabuk, atau bagian hulu Sungai Martapura yang tidak terintrusi air laut, katanya.
Ia berharap hujan akan cepat turun dalam beberapa hari kedepan, karena jika hujan tak turun maka kadar garam dipastikan akan lebih tinggi lagi.
Mudahnya air sungai terintrusi air laut, karena kondisi resapan air di hulu sungai sudah banyak yang rusak menyusul pegundulan hutan akibat penebangan kayu dan pertambangan batu bara.
Jika kondisi tersebut tetap berlanjut maka di khawatirkan lima tahun kedepan intrusi air laut ini kian para maka, daerah ini akan kesulitan mencari air baku di saat musim kemarau.