Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis menyebutkan rotasi atau mutasi kapolda ada dua penyebab, yaitu kinerja atau hasil rekomendasi Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
"Saya memang menunjuk para kapolda tanpa ada muatan apa-apa, kecuali berdasarkan kinerja dan hasil Wanjakti," kata Idham dalam Rapat Kerja Komisi III DPR RI secara daring di Jakarta, Rabu.
Soal Tegal, Idham memuji kinerja Kapolda Jawa Tengah yang langsung mengambil sikap dengan mempidanakan Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo akibat menggelar konser di tengah pandemi COVID-19.
Terhadap kinerja eks Kapolsek Tegal Selatan Kompol J, juga tak luput dari sorotan Idham dalam raker bersama Komisi III DPR RI.
"Masalah Tegal, itu sudah jelas. Kapolseknya itu, tidak perlu menunggu ayam berkokok, saya suruh copot itu. Saya suka itu Kapolda Jateng, dia bagus," kata Idham.
Idham juga menyoroti kasus penyerobotan lahan rakyat seluas 1,3 hektare di Sumatera Utara yang diduga dilakukan oleh oknum polisi wanita berpangkat AKBP bernama M.
"Masalah tanah di Sumut, yang tadi Arteria (Dahlan) tanya. Saya sudah minta langsung Pak Kapolda Sumut, tegak luruskan. Kalau memang itu AKBP-nya salah, proses dan periksa. Enggak sanggup Kapolda Sumut periksa, bawa ke Propam Mabes Polri," kata Idham.
Kapolri mengatakan bahwa sikap santun tegak lurus dengan masalah keteladanan.
Ia melihat para kapolres di wilayah memang sikapnya seperti raja-raja kecil.
"Tapi tenang saja, saya masih satu lemari ini marah saya kalau untuk kapolres sama kapolda Pak. Bapak-bapak tenang saja kalau dia kurang jelas, nanti saya bikin jelas, gitu," kata Idham.
Kapolri melanjutkan, "Kalau masih kurang jelas, saya carikan pemain cadangan. Bapak ibu sekalian, sekali lagi, kami mohon dukungan dari ibu bapak."