Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mendorong terjalinnya kerja sama bidang pangan dengan Uni Emirat Arab (UAE), sebagaimana tercermin dalam salah satu agenda kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ke Abu Dhabi.
Menlu Retno mengatakan dalam konferensi pers daring yang digelar dari Abu Dhabi pada Sabtu malam, bahwa Indonesia tengah menjajaki kerja sama di bidang pertanian dengan perusahaan Elite Agro asal UAE, yang berencana untuk melakukan investasi di sektor agrobisnis di Jawa Barat.
Pihaknya telah meminta dukungan dari pemerintah UAE atas penjajakan kerja sama tersebut, dan dia menyebut akan bertemu dengan sejumlah perusahaan dan institusi setempat, termasuk Elite Agro, dalam rangkaian akhir kunjungan kedua Menteri itu.
“Sebagai bagian akhir dari kunjungan ini, kami berdua masih akan melakukan beberapa pertemuan antara lain dengan ADIA kemudian dengan Masdar, dengan ADNOC, dan juga dengan Elite Agro,” ujarnya.
Dia menyebut bahwa pemerintah UAE menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung perkuatan kerja sama di berbagai bidang, termasuk pangan.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan terdapat potensi pasar yang besar, tidak hanya dalam konteks perdagangan bilateral Indonesia dan UAE, namun juga UAE sebagai pusat distribusi untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika. Dia pun ingin memastikan bahwa standarisasinya baik.
“Ini yang masih menjadi kekurangan kita dalam memproduksi hasil pangan, yang kita kalah dengan negara-negara tetangga. Ini yang kita harapkan bagaimana kerja sama ini kita bisa meningkatkan kualitas produksi pangan kita, sekaligus mengamankan kebutuhan pangan yang ada di Indonesia,” terang Erick.
Kunjungan kedua Menteri RI ke Abu Dhabi itu merupakan tindak lanjut dari pembicaraan via telepon antara Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota UAE Syeikh Muhammad bin Zayed pada 17 Agustus lalu, guna membahas kerja sama di tengah pandemi, terutama terkait dengan penanganan COVID-19 dan kerja sama ekonomi lainnya seperti energi dan pangan.
Uni Emirat Arab merupakan negara pertama di mana Indonesia mengadakan pengaturan terkait essential business travel corridor, dan dengan pengaturan tersebut diharapkan kunjungan bisnis yang esensial atau penting dapat mulai dilakukan, dengan mematuhi peraturan protokol kesehatan yang telah disepakati secara ketat.
Pada masa pandemi COVID-19, UAE juga telah melakukan pembelian atau impor produk UMKM dari Indonesia berupa buah-buahan, sayuran segar, serta makanan kering.