Banjarmasin (ANTARA) - Kompetisi Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kota Banjarmasin tahun 2020 ini makin seru dengan sudah munculnya empat pasangan calon yang akan bertarung dari dukungan partai politik dan perorangan, tinggal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai besar kemana akan berlabuh.
PDIP pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 meraih lima kursi dewan kota, bahkan masuk empat besar yang meraih kursi wakil ketua DPRD Kota Banjarmasin yang diduduki politisinya Tugiatno.
Bahkan pada Pilkada 2016 silam, PDIP dapat mendudukkan kadernya H Hermansyah sebagai Wakil Wali Kota Banjarmasin periode 2016-2021atau petahanan saat ini dengan pasangannya H Ibnu Sina di posisi wali kota.
Namun kini posisi PDIP menjadi terjepit, karena hampir semua partai politik sudah menentukan sikap atau menetapkan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang akan bertarung di Pilkada Banjarmasin tahun 2020, di mana tidak ada kader atau petinggi PDIP yang masuk.
PDIP tentunya tidak dapat mengusung pasangan calon sendiri, karena syaratnya harus total sembilan kursi dewan, PDIP hanya memiliki lima kursi dewan, artinya harus koalisi jika ingin mengajukan kadernya lagi untuk maju di Pilkada, namun kini partai lain sudah berkoalisi masing-masing.
Yang pada Pilkada 2016 lalu, di mana PDIP berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga dapat memenangkan Pilkada tersebut, tapi kini PKS sudah menyatakan sikap berkoalisi dengan Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Koalisi gemuk karena PKS memiliki sebanyak lima kursi dewan, Golkar sebanyak enam kursi dewan dan PAN sebanyak 9 kursi dewan bersepakat mengusung Hj Ananda dari Golkar sebagai calon wali kota dan H Mushaffa Zakir dari PKS sebagai calon wakil wali kotanya.
Kedua calon usungan PKS, Golkar dan PAN ini merupakan anggota DPRD Kota Banjarmasin tiga periode, Hj Ananda kini menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin dan H Mushaffa Zakir di komisi IV DPRD Kota Banjarmasin.
Selain Hj Ananda dan Mushaffa Zakir yang sudah dipastikan mendapat tiket untuk mendaftar maju di KPU Kota Banjarmasin pada 4-6 September ini, sang petahanan H Ibnu Sina, Wali Kota Banjarmasin saat ini juga sudah aman meraih dukungan untuk bisa mulus maju pula.
H Ibnu Sina yang ditinggal partainya, yakni, PKS tidak lagi bersamanya di Pilkada Banjarmasin tahun 2020 ini dapat dukungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat.
Ibnu Sina yang dipasangkan dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin H Arifin Noor sudah memegang surat rekomendasi dukungan dari PKB yang memiliki lima kursi dewan dan Partai Demokrat yang juga lima kursi dewan, hingga totalnya sepuluh kursi dewan, sudah memenuhi syarat mendaftar maju ke KPU.
Pasangan penantang yang baru saja muncul untuk sang petahanan Ibnu Sina adalah H Haris Makkie yang merupakan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel.
Haris Makkie yang sebelumnya sempat dijagokan DPD Partai Golkar Kalsel yang dipasangkan dengan H Yuni Abdi Nur Sulaiman HB yang adalah Ketua Umum Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB), setelah gagal dapat dukungan DPP Golkar, karena Golkar lebih memilih Hj Ananda, kini didukung Partai Gerindra untuk maju.
H Haris Makkie direkomendasikan Partai Gerindra berpasangan dengan Ilham Noor yang merupakan Sekretaris DPD Partai Gerindra Kalsel. H Haris Makkie sebagai calon wali kota dan Ilham Noor sebagai calon wakil wali kotanya.
Partai Gerindra yang memiliki enam kursi dewan menduetkan pasangan Haris Makkie dan Ilham Noor tersebut mengklaim juga didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memiliki dua kursi dewan dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang memiliki satu kursi dewan, hingga totalnya sembilan kursi dewan, cukup untuk mendaftar pasangan calon ke KPU.
Tinggal Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang memiliki satu kursi dewan yang juga belum mengumumkan menjatuhkan pilihan mendukung kemana, sebab tidak memungkin juga bergabung ke PDIP untuk membentuk poros keempat, sebab koalisi tidak mencukupi syarat untuk bisa mendaftarkan pasangan calon ke KPU, karena PDIP dan Nasdem hanya total 6 kursi.
Satu pasangan lagi adalah dari jalur perorangan, yakni, H Khairul Saleh dan Habib Muhammad Ali Alhabsy yang memasuki tahap akhir verifikasi berkas dukungan yang mereka serahkan ke KPU, yakni, minimal 38.003 lembar foto copy KTP-el warga.