Banjarmasin (ANTARA) - Penjualan hewan kurban di Kalimantan Selatan menurun dibanding tahun lalu karena terdampak pandemi COVID-19 yang hingga kini terus meningkat kasusnya belum terkendali.
Seorang pedagang sapi di Kota Banjarmasin Abdur Rahman mengaku tahun ini hanya mendapatkan pesanan sebanyak 250 ekor sapi untuk ibadah kurban.
"Sepertinya tidak bertambah lagi. Karena jauh-jauh hari biasanya orang pesan. Jadi 250 ekor saja tahun ini," terang pemilik CV Lima Bersaudara itu.
Abdur Rahman mengaku jika tahun lalu pesanan untuk hewan kurban mencapai 400 ekor sapi. Tentu jumlahnya jauh jika dibanding tahun ini yang menurun akibat pandemi.
Menghadapi momen ibadah kurban tahun ini, Abdur Rahman mendatangkan sapi Bali yang memang dikenal banyak dijadikan komoditi daging potong di Indonesia saat ini.
"Jadi mayoritas saya datangkan langsung dari Bali. Ada memang sebagian kecil mungkin sekitar 10 ekor sapi dari Madura," tuturnya ditemui di kandang penjualan sapi miliknya Jalan Rantauan Keliling Ilir, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin.
Saat ini dia juga mengaku masih memiliki stok sekitar 300 ekor sapi untuk melayani pembelian dari pedagang pasar untuk berjualan daging potong. Dalam sehari, 2 sampai 3 ekor sapi laku terjual.
Untuk harga, mulai kisaran Rp14 juta hingga terbesar dengan berat sekitar 700 kilogram dijual seharga Rp40 juta. Namun, dari rata-rata yang paling banyak laku terjual di kisaran harga Rp25 juta perekor.
Terkait kesehatan hewan yang dijualnya, Abdur Rahman memastikan dokter hewan dari Balai Karantina Pertanian dan Dinas Peternakan rutin melakukan pemeriksaan secara berkala. Apalagi menjelang momen ibadah kurban maka intensitas petugas datang semakin sering.
"Jadi kalau dalam pemeriksaan tidak sehat, sapi tidak kami jual," timpalnya.
Kementerian Agama berdasarkan hasil sidang isbat telah menetapkan Hari Raya Idul Adha tanggal 10 Zulhijah 1441 Hijriah jatuh pada Jumat, 31 Juli 2020 mendatang.