New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh ke tingkat terendah enam minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (2/3/2020), karena investor bertaruh pada kebijakan pelonggaran Federal Reserve AS dalam upaya untuk melawan dampak negatif dari penyebaran virus corona baru.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun 0,53 persen menjadi 97,448. Sebelumnya indeks dolar merosot ke level 97,176, terendah sejak 16 Januari.
Aset-aset berisiko global, termasuk ekuitas, terpukul keras pekan lalu karena investor khawatir tentang dampak ekonomi dari penyebaran virus global.
Kepanikan di pasar global mendorong Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell untuk mengeluarkan pernyataan pada Jumat (28/2/2020) mengatakan bahwa The Fed akan "bertindak sesuai" untuk mendukung ekonomi.
Baca juga: Presiden: Ibu dan anak warga Indonesia positif COVID-19
Investor mengambil komentarnya sebagai isyarat bahwa Fed akan memberikan pemotongan suku bunga ketika bertemu pada 17-18 Maret, dan sebagai dorongan kepada bank sentral di seluruh dunia untuk mengikutinya. Pasar berjangka sekarang menyiratkan pemangkasan 50 basis poin pada pertemuan tersebut.
"Negatif untuk dolar adalah bahwa The Fed memiliki lebih banyak kelonggaran daripada banyak bank sentral saingan dengan kebijakannya, langkah-langkah yang dapat melakukan kerusakan material pada daya tarik mata uang," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.
Aktivitas manufaktur AS melambat pada Februari karena gangguan rantai pasokan yang timbul dari wabah virus corona menyeret turun produksi dan pesanan baru, survei manajer pembelian menunjukkan pada Senin (2/3/2020).
Kerusakan pasar global akibat penyebaran virus corona telah meningkatkan harapan tindakan kebijakan terkoordinasi dari otoritas moneter global.
Tetapi para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB), termasuk presidennya, Christine Lagarde, telah menunjukkan keengganan untuk memangkas suku bunga dari saat ini minus 0,5 persen.
Pada Senin (2/3/2020), euro melonjak 1,13 persen terhadap dolar.
Baca juga: UEFA bertemu di Amsterdam bahas dampak virus corona
Yen, yang cenderung menarik investor selama masa geopolitik atau tekanan finansial karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia, naik 0,1 persen terhadap dolar meskipun Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan bank sentral akan mengambil langkah yang diperlukan untuk menstabilkan pasar keuangan.
Sterling jatuh secara luas, mencapai level baru empat setengah bulan terhadap penguatan euro karena para pedagang mengambil pandangan hati-hati pada awal pembicaraan antara Inggris dan Uni Eropa tentang hubungan mereka setelah Brexit.
Kerusakan corona picu spekulasi penurunan suku bunga
Selasa, 3 Maret 2020 6:55 WIB