Banjarbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan ekspor di Kalimantan Selatan bulan November tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 2,19 persen dan impor naik sebesar 27,03 persen.
"Nilai ekspor melalui pelabuhan di Kalsel bulan November mencapai 650,29 juta dolar AS dan impor naik menjadi 99,80 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Kalsel Diah Utami di Banjarbaru, Senin.
Ia mengatakan, nilai ekspor Kalsel bulan November tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan ekspor Oktober sebesar 669,80 juta dolar AS dan turun 11,70 persen dibanding November 2018.
Disebutkan, komoditi utama penyumbang ekspor terbesar yakni kelompok bahan bakar mineral sebesar 557,17 juta dolar AS, atau mengalami penurunan sebesar 2,36 persen dibanding ekspor Oktober.
Komoditas kedua yakni kelompok lemak dan minyak hewani/nabati yang menyumbang ekspor dengan nilai 82,86 juta dolar AS atau naik sebesar 3,85 persen dibandingkan bulan lalu.
Urutan ketiga yakni kelompok kayu, barang dari kayu dengan nilai ekspor 4,23 juta dolar AS atau turun sebesar 16,42 persen dibandingkan ekspor bulan Oktober yang mencapai 5,05 juta dolar AS.
"Kontribusi kelompok bahan bakar mineral terhadap total ekspor sebesar 85,68 persen, kelompok barang lemak 12,74 persen dan kelompok kayu, barang dari kayu 0,65 persen," ucapnya.
Negara utama tujuan ekspor yakni Tiongkok dengan nilai 254,08 juta dolar AS, India sebesar 117,31 juta dolar AS dan ekspor ke Jepang dengan nilai ekspor sebesar 65,29 juta dolar AS.
Sementara, nilai impor November sebesar 99,80 juta dolar AS atau naik 27,03 persen dibanding impor bulan Oktober yang mencapai 78,57 juta dolar AS dan turun 29,68bpersen dibanding November 2018.
Komoditi utama impor Kalsel dari kelompok bahan bakar mineral 70,26 juta dolar AS, kelompok mesin-mesin pesawat mekanik 18,55 juta dolar AS dan kelompok kapal laut sebesar 7,30 juta dolar AS.
"Negara utama pemasok impor yakni Malaysia dengan nilai 45,75 juta dolar AS, Singapura sebesar 31,90 juta dolar AS dan Jepang dengan nilai impor sebesar 9,45 juta dolar AS," katanya.