Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan berkeinginan memindahkan pusat perkantoran, kembali ke Kota lama, ujar bupati setempat Irhami Ridjani.

Pemindahan pusat perkantoran Pemkab Kotabaru itu, untuk mengembalikan sejarah tempo dulu, ungkapnya, usai pertemuan dengan pimpinan DPRD Kalsel, di Banjarmasin, Jumat.

Selain itu, guna menghindari banjir yang belakangan sering terjadi setiap musim penghujan, lanjutnya menjawab ANTARA Kalsel.

"Proses rencana pemindahan pusat perkantoran Pemkab Kotabaru ke Kotalama dimulai tahun ini, dan makan waktu relatif lama," demikian Irhami.

Pusat perkantoran Pemkab Kotabaru sekarang berada di utara Pulau Laut, sedangkan posisi Kotalama agak sedikit ke tengah dari pulau tersebut atau berjarak sekitar 25 kilometer.

Pada masa Hindia Belanda, pusat perkantoran pemerintah daerah (Pemda) tersebut berada di Kotalama, bukan seperti saat ini dekat pinggir laut.

Namun pada masa pendudukan Jepang, Kotalama "dibumi hanguskan" oleh suasana Perang Dunia II, sehingga pusat perkantoran yang ketika zaman Hindia Belanda bernama Kalimantan Tenggara itu dialihkan dekat pinggir laut, yang kemudian bernama Kotabaru.

Menurut warga Kotabaru yang sudah ada ketika sebelum pendudukan Jepang, jika bangunan Kotalama masih berdiri, maka bisa memberi nuansa sejarah tersendiri.

"Nuansa sejarah tersebut, baik dari segi arsitektor maupun kekuatan bangunan," ujar Shopian mengutip keterangan orang tuanya.

Kotabaru, sebuah kabupaten paling timur Kalsel yang berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Selata Makassar itu, terkenal dengan Gunung Sebatung yang menjulang menjadi saputan awan.

Panorama Gunung Sebatung yang membelantara dan penuh dengan sumber daya hutan itu memunculkan inspirasi gubahan lagu "Paris Barantai" dengan bait-baitnya antara lain "Kotabaru gunungnya ba mega" (Kotabaru gunungnya ber mega)

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013