Sejumlah peternak ayam kampung di Kota Jambi mengeluhkan penyakit unggas mereka dalam beberapa pekan terakhir yang membuat ayam sakit bahkan mati sebelum waktu panen.

Mereka menduga penyakit ayam itu akibat peralihan musim atau pancaroba dari musim penghujan ke musim kemarau.

"Ya dalam dua pekan terakhir ini, ternak ayam kampung kami banyak yang sakit, sehingga perkembangannya terhambat," kata Dewi, salah seorang peternak di Kota Baru Kota Jambi, Sabtu.

Gejalanya, kata dia ayam tidak mau makan kemudian nafasnya ngorok dan berlendir. Setelah itu aktivitasnya menurun sehingga pertumbuhannya kurang baik bahkan berat badannya turun.

Bahkan ayam yang sudah mencapai bobot tujuh ons menjadi turun dan bahkan tidak bisa bertahan.

"Tidak bisa dijual, paling dikasihkan kepada kerabat dan tetangga," katanya.

Ia sudah berusaha mengatasi dengan meningkatkan dosis vaksin, namun hanya sebagian saja yang bisa pulih lagi, sisanya mati.

Keluhan sama juga disampaikan sejumlah peternak ayam kampung lainnya. Seperti diakui oleh Muji, peternak lainnya. Ia yang juga menjadi tenaga penjualan pakan dan obat-obatan bagi ternak unggas itu mengaku banyak mendapat keluhan dari peternak ayam terkait penyakit ayam mereka.

"Ya memang banyak keluhan dari para peternak ayam kampung rumahan saat mereka belanja pakan dan vitamin. Ayam mereka sakit. Mereka beli vitamin dan vaksin juga ," kata Muji.

Menurut Muji, vaksin yang banyak dijualnya vaksin ND.

Sementara itu prakirawan BMKG Sultan Thaha Jambi Nia menyatakan wilayah Provinsi Jambi pada bulan Mei ini memasuki masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.

Sehingga kondisi cuaca sering berubah-ubah, siang sangat panas, kemudian malam hari hujan. Pihaknya juga meminta masyarakat waspada terjadinya cuaca ekstrim berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.

Sementara itu kelembaban udara saat ini sekitar 50 hingga 58 persen , namun suhu harian mengalami sedikit kenaikan tapi masih pada kategori normal.





 

Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019