Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, H Akhmad Rivai, mengatakan berdasarkan data hingga saat ini di "Bumi Saijaan" masih ditemukan 22 desa endimis malaria.
"Desa tersebut meliputi, Kecamatan Pulau Sembilan (empat desa); Kecamatan Kelumpang Barat (lima desa); Sungai Durian (tiga desa); Pamukan Barat (tiga desa); Hampang (dua desa); Kelumpang Hulu (dua desa); Pulau Laut Selatan ( dua desa); dan Pulau Laut Tengah (satu desa)," kata Rivai di Kotabaru, Selasa.
Oleh karenanya diperlukan langkah strategis untuk mengendalikan penyebaran dan pembasmian penyakit malaria di wilayah tersebut.
Salah satu program strategis tersebut, adalah kebijakan pengendalian malaria untuk mencapai eliminasi di Indonesia adalah semua penderita malaria klinis yang ditemukan, dan dilakukan pencarian oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memiliki kemampuan mikroskopik.
Kompetensi teknis bagi tenaga mikroskopis dilayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam memperbaiki mutu pemeriksaan laboratorium malaria karena dapat mengurangi kesalahan diagnosis, ujar Kadinkes usai membuka Bimbingan Teknis Bagi Analis Mikroskopis Malaria Puskesmas di Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat.
Kegiatan bimbingan teknis sekaligus supervisi dalam rangka peningkatan kapasitas mikroskopis malaria Puskesmas diselenggarakan oleh Pengelola Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel bersama Pranata Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalsel dan Pranata Laboratorium Kesehatan BBTKLPP Banjarbaru.
Kegiatan tersebut diikuti lima Puskesmas yaitu PKM Sengayam Kecamatan Pamukan Barat, PKM Banian Kecamatan Sungai Durian, PKM Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat, PKM Hampang Kecamatan Hampang dan PKM Sungai Kupang Kecamatan Kelumpang Hulu.
Tujuan kegiatan ini disamping merupakan momentum peringatan Hari Malaria Sedunia pada tanggal 25 April juga dalam rangka meningkatkan mutu diagnosis pemeriksaan darah malaria difasilitasi pelayanan kesehatan.
Secara khusus untuk mengetahui kualitas pemeriksaan laboratorium malaria, meningkatkan akses pelayanan, meningkatkan efisiensi, dan mengembangkan sistem rujukan laboratorium malaria.
Diharapkan dengan kegiatan tersebut akan tersedianya tenaga laboratorium yang dapat menjalankan pemantapan mutu dalam rangka penegakan diagnosis laboratorium mikroskopis malaria sesuai dengan standar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Desa tersebut meliputi, Kecamatan Pulau Sembilan (empat desa); Kecamatan Kelumpang Barat (lima desa); Sungai Durian (tiga desa); Pamukan Barat (tiga desa); Hampang (dua desa); Kelumpang Hulu (dua desa); Pulau Laut Selatan ( dua desa); dan Pulau Laut Tengah (satu desa)," kata Rivai di Kotabaru, Selasa.
Oleh karenanya diperlukan langkah strategis untuk mengendalikan penyebaran dan pembasmian penyakit malaria di wilayah tersebut.
Salah satu program strategis tersebut, adalah kebijakan pengendalian malaria untuk mencapai eliminasi di Indonesia adalah semua penderita malaria klinis yang ditemukan, dan dilakukan pencarian oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memiliki kemampuan mikroskopik.
Kompetensi teknis bagi tenaga mikroskopis dilayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam memperbaiki mutu pemeriksaan laboratorium malaria karena dapat mengurangi kesalahan diagnosis, ujar Kadinkes usai membuka Bimbingan Teknis Bagi Analis Mikroskopis Malaria Puskesmas di Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat.
Kegiatan bimbingan teknis sekaligus supervisi dalam rangka peningkatan kapasitas mikroskopis malaria Puskesmas diselenggarakan oleh Pengelola Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel bersama Pranata Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalsel dan Pranata Laboratorium Kesehatan BBTKLPP Banjarbaru.
Kegiatan tersebut diikuti lima Puskesmas yaitu PKM Sengayam Kecamatan Pamukan Barat, PKM Banian Kecamatan Sungai Durian, PKM Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat, PKM Hampang Kecamatan Hampang dan PKM Sungai Kupang Kecamatan Kelumpang Hulu.
Tujuan kegiatan ini disamping merupakan momentum peringatan Hari Malaria Sedunia pada tanggal 25 April juga dalam rangka meningkatkan mutu diagnosis pemeriksaan darah malaria difasilitasi pelayanan kesehatan.
Secara khusus untuk mengetahui kualitas pemeriksaan laboratorium malaria, meningkatkan akses pelayanan, meningkatkan efisiensi, dan mengembangkan sistem rujukan laboratorium malaria.
Diharapkan dengan kegiatan tersebut akan tersedianya tenaga laboratorium yang dapat menjalankan pemantapan mutu dalam rangka penegakan diagnosis laboratorium mikroskopis malaria sesuai dengan standar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019