Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor  mengingatkan pengendalian inflasi terutama menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah tidak hanya mengandalkan pelaksanaan operasi pasar tetapi harus ada perbaikan dari sisi struktur pasar.

Menurut Gubernur di Banjarmasin Senin, untuk bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok yang menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi, harus berdasarkan perencanaan yang matang.

"Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah, harus menyusun strategi dan kebijakan, serta mengimplementasikannya secara simultan dan terkoordinasi," katanya.

Inflasi, tambah dia, akan berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat, sehingga persoalan harga kebutuhan pokok, harus menjadi perhatian seluruh pihak.

Mewujudkan inflasi yang rendah dan stabil, perlu upaya terobosan berkelanjutan yang bersifat inovatif.

"Pengendalian inflasi, jangan hanya mengandalkan operasi pasar semata, tetapi harus bergerak ke arah yang lebih struktural yaitu penguatan dari sisi permintaan dan penawaran," katanya.

Dari sisi penawaran, tambah dia, penting untuk menentukan langkah-langkah mengendalikan permintaan konsumen, utamanya saat permintaan meningkat.

Dari sisi suplai, tambah Gubernur, perlu penguatan ketersediaan komoditas, antara lain melalui pemanfaatan teknologi, misalnya dalam pertanian, antara lain pengaturan masa tanam, pemanfaatan materi organik, pengaturan mekanisme pertanian dan lainnya.

"TPID harus mampu menjadi penjaga gawang inflasi, dengan melakukan berbagai antisipasi dan terobosan baru," katanya.

Gubernur mengatakan, pihaknya juga sangat mendukung strategi Bank Indonesia untuk menekan laju inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok di Kalsel, seperti kampanye berbelanja kepada masyarakat.

Masyarakat, tambah dia, sebaiknya menahan diri untuk berbelanja berlebihan, selama Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.

Selain itu, juga mendorong masyarakat untuk mengonsumsi daging beku, karena kualitas daging beku sama dengan daging segar.

Sebagaimana diketahui, selama ini warga Kalsel, berkeyakinan daging segar lebih baik dengan daging beku, sehingga mempengaruhi pola konsusmi yang harus membeli daging segar.

Kondisi tersebut membuat daging segar, menjadi salah satu pendorong inflasi saat menjelang hari besar, karena permintaan bertambah yang tidak diimbangi dengan kenaikan produksi, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Terakhir yaitu, optimalisasi Rumah Pangan Lestari (RPL), melalui pemanfaatan lahan guna penanaman tanaman dan pangan serta pemeliharaan ternak atau ikan.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Kalsel, Herawanto, yakin inflasi di Kalsel akan terkendali jika kebutuhan pokok tersedia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.terutama di saat menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri.


 

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019