Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Bandarlampung, meluncurkan penerapan teknologi operasi mata dengan cara vitrektomi, yang merupakan pertama kali ada di Provinsi Lampung.
Direktur RS Urip Sumoharjo, Novayanti MM-BAT, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Sabtu menjelaskan, penambahan fasilitas pelayanan ini untuk mengakomodasi pasien yang membutuhkan layanan operasi retina mata pada penderita diabetes.
Bahkan, dalam memberikan pelayanan primanya, RS Urip Sumoharjo secara langsung menghadirkan dr. Erwin Iskandar, Sp.M, dari RS Pusat Mata Nasional (PMN) Cicendo Bandung.
"Teknologi dan penggunaan alat canggih tersebut baru pertama kali diterapkan di Lampung. Diharapkan dengan penerapan operasi vitrektomi di rumah sakit ini, lebih memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Lampung," ujar Novayanti.
Dinkes Provinsi Lampung mengapresiasi RS Urip Sumoharjo menghadirkan operasi mata vitrektomi.
"Dengan akreditasi B, RS Urip Sumoharjo diharapkan menjadi rumah sakit rujukan bagi rumah sakit lain dan puskesmas di Lampung. Kami akan bantu menyosialisasikan teknologi baru di rumah sakit ini," kata Yulianto SKM MKes, dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
Sementara itu, dalam pemaparannya, dr. Erwin Iskandar, Sp.M, menjelaskan vitrektomi adalah prosedur operasi mata untuk mengeluarkan cairan seperti jeli dari rongga mata, yang dikenal dengan istilah humor vitreous. Ini dilakukan untuk mengobati beberapa kondisi mata yang serius dan memulihkan penglihatan.
Vitreous gel atau humor vitreous sebagian besarnya terdiri dari air. Selain itu juga mengandung sejumlah kecil asam hialuronat, zat yang bertindak sebagai pelumas, dan berbagai jenis protein. Munculnya cairan seperti jeli ini di rongga mata karena adanya fibril kolagen halus yang membentuk dan kepadatan. Vitreous, yang berkontribusi pada bentuk bola mata, terletak antara lensa dan retina mata, yang menjadi pendukung dan bantal untuk bagian-bagian mata.
Prosedur vitrektomi pertama dilakukan sekitar tahun 1970-an. Kini, dengan adanya perkembangan teknologi, prosedur bedah ini dilakukan dengan sayatan yang bahkan bisa menutup sendiri tanpa perlu bantuan jahitan, lebarnya sebesar satu setengah milimeter atau sekitar lebar bulu mata.
Ia menjelaskan bedah vitrektomi ukuran kecil umumnya dianggap lebih nyaman dibandingkan dengan bedah dengan peralatan yang lebih besar, dan menawarkan pemulihan visual yang lebih cepat.
"Vitrektomi adalah prosedur rumit dilakukan oleh dokter mata spesialis retina di rumah sakit yang memiliki perangkat bedah mikroskopis untuk mengakses mata. Mengeluarkan vitreous gel tidak memiliki dampak yang signifikan pada fungsi dan ketajaman visual seseorang," katanya.
Masih dalam acara sosialisasi dan pelayanan perdana operasi mata dengan cara vitrektomi, perwakilan BPJS di rumah sakit itu, Ami yahya menegaskan bahwa penanganan operasi mata dengan vitrektomi juga dicakup oleh BPJS.
"Semua penanganan dan pengobatan operasi mata dengan mengunakan operasi vitrektomi ter-cover oleh BPJS," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Direktur RS Urip Sumoharjo, Novayanti MM-BAT, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Sabtu menjelaskan, penambahan fasilitas pelayanan ini untuk mengakomodasi pasien yang membutuhkan layanan operasi retina mata pada penderita diabetes.
Bahkan, dalam memberikan pelayanan primanya, RS Urip Sumoharjo secara langsung menghadirkan dr. Erwin Iskandar, Sp.M, dari RS Pusat Mata Nasional (PMN) Cicendo Bandung.
"Teknologi dan penggunaan alat canggih tersebut baru pertama kali diterapkan di Lampung. Diharapkan dengan penerapan operasi vitrektomi di rumah sakit ini, lebih memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Lampung," ujar Novayanti.
Dinkes Provinsi Lampung mengapresiasi RS Urip Sumoharjo menghadirkan operasi mata vitrektomi.
"Dengan akreditasi B, RS Urip Sumoharjo diharapkan menjadi rumah sakit rujukan bagi rumah sakit lain dan puskesmas di Lampung. Kami akan bantu menyosialisasikan teknologi baru di rumah sakit ini," kata Yulianto SKM MKes, dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
Sementara itu, dalam pemaparannya, dr. Erwin Iskandar, Sp.M, menjelaskan vitrektomi adalah prosedur operasi mata untuk mengeluarkan cairan seperti jeli dari rongga mata, yang dikenal dengan istilah humor vitreous. Ini dilakukan untuk mengobati beberapa kondisi mata yang serius dan memulihkan penglihatan.
Vitreous gel atau humor vitreous sebagian besarnya terdiri dari air. Selain itu juga mengandung sejumlah kecil asam hialuronat, zat yang bertindak sebagai pelumas, dan berbagai jenis protein. Munculnya cairan seperti jeli ini di rongga mata karena adanya fibril kolagen halus yang membentuk dan kepadatan. Vitreous, yang berkontribusi pada bentuk bola mata, terletak antara lensa dan retina mata, yang menjadi pendukung dan bantal untuk bagian-bagian mata.
Prosedur vitrektomi pertama dilakukan sekitar tahun 1970-an. Kini, dengan adanya perkembangan teknologi, prosedur bedah ini dilakukan dengan sayatan yang bahkan bisa menutup sendiri tanpa perlu bantuan jahitan, lebarnya sebesar satu setengah milimeter atau sekitar lebar bulu mata.
Ia menjelaskan bedah vitrektomi ukuran kecil umumnya dianggap lebih nyaman dibandingkan dengan bedah dengan peralatan yang lebih besar, dan menawarkan pemulihan visual yang lebih cepat.
"Vitrektomi adalah prosedur rumit dilakukan oleh dokter mata spesialis retina di rumah sakit yang memiliki perangkat bedah mikroskopis untuk mengakses mata. Mengeluarkan vitreous gel tidak memiliki dampak yang signifikan pada fungsi dan ketajaman visual seseorang," katanya.
Masih dalam acara sosialisasi dan pelayanan perdana operasi mata dengan cara vitrektomi, perwakilan BPJS di rumah sakit itu, Ami yahya menegaskan bahwa penanganan operasi mata dengan vitrektomi juga dicakup oleh BPJS.
"Semua penanganan dan pengobatan operasi mata dengan mengunakan operasi vitrektomi ter-cover oleh BPJS," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019