Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pentingnya simulasi untuk melakukan perlindungan diri dan evakuasi pada saat terjadinya bencana gempa bumi.
"Masyarakat harus terus diedukasi serta mempersiapkan diri melalui langkah-langkah mitigasi guna mengantisipasi dampak akibat gempa bumi dengan cara berlatih secara rutin melakukan simulasi evakuasi bencana," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Jumat.
Dia juga menjelaskan wilayah Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana.
"Letak geografis Indonesia yang berada di antara Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia serta Lempeng Pasifik menjadikan sebagian besar wilayah Indonesia rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami," katanya.
Kondisi itu, katanya, merupakan ancaman yang sulit untuk diprediksi sehingga penting untuk selalu membangun kesiapan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana.
"Karena itu, sangat penting untuk berlatih melakukan simulasi karena bencana gempa sulit diprediksi dengan perhitungan kapan, berapa kekuatannya dan lain sebagainya. Bahkan kita tidak dapat memperkirakan estimasi korban jiwa maupun harta benda," katanya.
Terlebih lagi, katanya, 26 April merupakan Hari Kesiapsiagaan Bencana sehingga bisa menjadi momentum untuk mengintensifkan simulasi bencana.
Stasiun Geofisika Banjarnegara, katanya, juga memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan melakukan kegiatan simulasi.
"Tujuan kegiatan simulasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan seluruh pegawai Stasiun Geofisika Banjarnegara terhadap bencana gempa bumi dan sekaligus juga untuk mendorong masyarakat agar secara berkala melakukan kegiatan serupa," katanya.
Kegiatan simulasi evakuasi mandiri gempa bumi di Stasiun Geofisika Banjarnegara, katanya, telah berjalan dengan lancar dan hasil kegiatan telah di laporkan kepada BMKG Pusat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019